Kondisi Bahan Pokok dan Dampak Kenaikan Pertamax

MAMUJU, MEDIAEKSPRES.id – Ketersediaan Sembilan bahan pokok di Kabupaten Mamuju dinilai cukup untuk menjamin kebutuhan masyarakat selama bulan Ramadhan. Demikian berdasarkan pengamatan Dinas Perdagangan Kabupaten Mamuju. Kemudian masalah harga pun cenderung mengalami penurunan. Seperti bawang merah dan cabe besar.

Kepala Bidang Perlindungan Konsumen, Andi Tenri menyampaikan, pada awal bulan memang ada beberapa komuditi yang mengalami kenaikan. Tapi sudah mulai ada penurunan seperti bawang merah dari harga Rp 35.000 menjadi Rp 30.000 dan Cabe besar pun sudah mengalami penurunan.

Sementara bahan pokok yang lain, seperti tabung gas elpiji, gula pasir dan minyak goreng di nilai juga masih cukup tersedia.

”Untuk memastikan kondisi stok kebutuhan pokok. Kami juga rutin memantau stok dilapangan. Selain itu kami juga menggandeng pemasok,” ungkapnya kepada mediaekspres.id, Selasa (05/04/22).

Kemudian terkait dengan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi jenis pertamax dianggap tidak akan mempengaruhi harga kebutuhan pokok masyarakat. Sebab kata Andi Tenri, jenis angkutan distribusi lebih kepada penggunaan BBM jenis solar.

Senada dengan itu, Kepala Dinas Perdagangan Mamuju, Abd Syahid Pattoeng menilai kenaikan pertamax tidak begitu berpengaruh dengan harga kebutuhan bahan pokok.

Di akui, pada awal bulan secara umum beberapa kebutuhan Sembilan bahan pokok mengalami kenaikan harga tapi tidak begitu signifikan. Bahkan menurutnya, saat ini sudah mengalami penurunan harga.

“Jujur memang, kalau kita melihat keseluruhan Sembilan bahan pokok ada beberapa naik tapi tidak signifikan. Mungkin ini pengaruh operasional yang dibutuhkan mereka,” jelasnya.

Disampaikan pula, masyarakat tidak perlu khawatir akan ketersediaan Sembilan bahan pokok. Karena saat ini masih cukup tersedia, begitupun masalah harga yang sudah cenderung mengalami penurunan.

Sementara di sisi lain, beberapa analisis elemen masyarakat terkait kenaikan harga BBM jenis Pertamax dan PPN dinilai akan berdampak terhadap harga kebutuhan pokok masyarakat. Seperti Ketua HMI-MPO Mamuju, Muh. Ahyar, Ketua LSM LAK Sulbar, Muslim Fatillah Azis, Ketua DPW PKS Sulbar, Yuki Permana dan Ketua DPW Gelora Sulbar, Hajrul Malik.

Baca juga

Harga Pertamax Naik, Muh. Ahyar : Mahasiswa Jangan Diam

Harga Pertamax Naik, Yuki Permana: Kebijakan Tidak Pro Rakyat

Menurut Ketua LAK Sulbar, Muslim Fatillah Azis, pada intinya jenis BBM apapun jika mengalami kenaikan pasti akan berdampak terhadap ekonomi masyarakat karena ada efek domino. Termasuk akan berdampak terhadap kebutuhan pokok.

“Apapun itu pastinya akan tercipta efek domino jika mengalami kenaikan harga, apalagi BBM.

Jadi kondisi masyarakat yang sudah sulit akan semakin sulit lagi dengan kenaikan harga tersebut.,” kata Muslim.

Lebih lanjut Muslim menyampaikan, bahwa pemerintah dalam hal ini sudah kehabisan akal. Olehnya itu diharapkan pemerintah menarik kembali kebijakan tersebut.

“Walaupun ada embel-embel subsidi dan sebagainya, kalau sudah naik tidak akan mengurangi beban masyarakat,” ujarnya.

Sedangkan Ketua DPW Partai Gelora Sulbar, Hajrul Malik menyampaikan, seharusnya pemerintah menahan diri untuk tidak menaikkan harga BBM dan PPN. Termasuk jenis BBM apapun itu. Karena menurutnya siklus pasar akan berpengaruh terhadap semua indicator ekonomi.

“Artinya akan berpengaruh terhadap industry dan masyarakat menengah ke bawah,” jelasnya.

Olehnya itu, karena kebijakan tersebut sudah berlaku maka disarankan kepada pemerintah, untuk mengeluarkan kebijakan dalam mengantisipasi atau menangani dampak dari kenaikan BBM itu sendiri.

Dalam hal ini, masyarakat juga diharapkan menilai kapabilitas kepemimpinan yang saat ini diberikan mandate baik secara nasional maupun sampai daerah. “Apakah mereka bisa lagi atau tidak,” kata Hajrul Malik dengan melihat kebijakan-kebijakan yang telah dikeluarkan.

Reporter: Irwan

Editor : Mediaekspres.id

Comment