PUISI: Khawatir

Kurenungkan perkara ini
Sebelum jemariku menari
Akankah asa kita hanya khayalan?
Akankah cerita kita cukup sebagai kenangan?

Ini bukan puisi peringatan
Bukan pula sajak penghakiman
Ukiran ini gambaran jiwa yang bertanya:
Di manakah dirimu kawan?

Kita tak cukup hanya berceloteh ria
Tak cukup hanya bersahut bacotan kritis
Rumah ini nyata dan dia butuh kita

Kawan, jika memang ini pertanda kefakuman
Maka tanggalkanlah identitasmu
Persimpangan ada di depan
Dia menunggu pilihanmu

Penulis: Shermes

BACA JUGA: PUISI: Ngopi Pagi

Comment