Makna Dibalik Tradisi Bawa Ayam Jantan ke Sekolah

MAMUJU, MEDIAEKSPRES.ID – Bonehau merupakan salah satu nama kecamatan di Kabupaten Mamuju — Sulawesi Barat yang memiliki banyak tradisi unik.

Salah satu tradisi unik itu, berada dilingkungan sekolah. Dimana para Siswa-Siswi masing-masing membawa Ayam Jantan ke sekolah pada saat pelaksanaan Ujian Nasional (UN).

Ayam tersebut akan dipotong setelah melaksanakan ujian di hari terakhir, untuk dimakan bersama-sama dengan para guru dan pengawas.

Menurut salah satu Pemuda Bonehau, tradisi tersebut sudah turun temurun dilakukan, termasuk dirinya yang pernah mengalami sewaktu masih duduk dibangku sekolah.

“Kesenangan tersendiri yang dirasakan pada saat memasuki UN, baik guru maupun pengawas” ungkap Sugiarto Alberth, Siswa Alumni 2010 SMA Buttuada — Kecamatan Bonehau. Rabu (11/03/20).

Lanjut Sugiarto, membawa ayam ke sekolah untuk dipotong adalah bentuk ungkapan rasa syukur bisa sampai pada tahap akhir.

“Ketika saya tanya orang tua saya, langsung dicarikan ayam jantan yang besar. Karena ini sudah turun-temurun, sudah semacam tradisi,” ungkap Sugiarto.

Berbeda dengan Frenky, Siswa Alumni tahun 2011 di SMAN…

Ia mengatakan membawa ayam ke sekolah pada saat ujian adalah kewajiban yang dibebankan kepada Siswa-Siswi.

Frenky mengakui tak ada makna yang bisa dipetik dari situ. Kecuali menambah beban bagi orang tua Siswa-Siswi.

Walapun kata Frenky, orang tuanya tidak keberatan dengan dasar, mereka menganggap itu adalah tradisi dan kewajiban yang harus dipenuhi. Namun disisi lain, menurut Frenky itu sama sekali tidak ada artinya kecuali untuk kepentingan guru-guru dan pengawas.

Frenky membayangkan, jika semua sekolah yang ikut ujian rata-rata siswanya 30 dikali sekian sekolah, maka jumlahnya akan sangat banyak.

“Secara pribadi ketika diminta. Saya tanya orang tua untuk dicarikan yang besar, karena tidak diterima yang kecil. Apalagi kita takut nilainya bermasalah,” ungkapnya.

Untuk diketahui, tulisan makna dari tradisi membawa ayam ke sekolah bermula saat salah satu guru di SMAN 1 Bonehau ngeposting kebiasaan Siswa-Siswi ditempat ia mengajar.

Saat dihubungi, ia menganggap hal itu unik kerena tak pernah ditemukan di sekolah-sekolah lain.

Menurutnya, itu semacam ungkapan syukur. Sama halnya ‘Mappatamma’ atau Khatam Alquran.

“Karena saya anggap unik, saya posting saja di Facebook. Sebenarnya saya juga mau buat artikelnya,” ungkapnya.

Sementara soal asal mula, makna dan tujuan dibalik tradisi tersebut, ia tidak begitu mengetahui karena masih berstatus sebagai guru baru dan butuh pendalaman dari guru lama maupun masyarakat.

Reporter : Wan
Editor : Mediaekspres.id

Comment