74 Karomah Imam Lapeo Akan di Filmkan

MAMUJU, MEDIAEKSPRES.id – Kisah karomah Waliullah Annangguru — Sebutan Mahaguru yang disematkan pada ulama di tanah Mandar — KH. Muhammad Thahir atau yang lebih dikenal dengan sebutan Imam Lapeo atau Tosalama akan difilmkan.

Hal itu diungkapkan Cicit Imam Lapeo, Annangguru Ahmad Multazam.

Ia mengatakan, akan membuat Film 74 karomah Anangguru Imam Lapeo.

Film tersebut telah didiskusikan dan dirancang naskah kisah karomah Annanggru Imam Lapeo bersama Harry Samba.

Harry Samba adalah executive produser sekaligus pencipta lagu Nasional.

Pada film 74 karomah Imam Lapeo yang akan di rilis, Harry Samba bertindak sebagai executive produser serta sutradara clip dari Samba Music entertainment.

Saat ini, ia sedang mengumpulkan naskah-naskah pembuatan film Imam Lapeo bersama AnnangguruAhmad Multazam.

“Tadi kami silaturrahim bersama Mas Harry Samba. Kami banyak berdiskusi. Inti pertemuan kami sedang proses pembuatan lagu religi berjudul Imam Lapeo, pembuatan video clip serta pembuatan film 74 karomah Imam lapeo,” ujarnya kepada Media Ekspres di Kalukku, Kamis  (09/04/20).

Lanjut Ahmad Multazam yang juga Ketua PW Suluk Matan Sulbar ini mengatakan, selain pembutan film Imam Lapeo, lagu religi berjudul Imam Lapeo, serta pebuatan video clip sebagian telah selasai.

“InsyaAllah tahun ini kita lounching lagu-lagu religi berjudul Imam Lapeo serta video clip Imam Lapeo. Sebagian lagu sudah jadi di MP3,” jelasnya.

Cicit Imam Lapeo, Annangguru Ahmad Multazam (tengah) bersama Harry Samba, Executive Produser (kanan), Udin Prayudi, Asisten sutradara (kiri).

Annagguru KH. Muhammad Thahir atau Imam Lapeo merupakan tokoh sufi yang dikenal akan kecerdasannya, keberaniannya dan sifatnya yang mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan, bahkan terbukti telah melahirkan sejumlah Ulama.

Dilansir dari wikipedia.org, Annanggru. Muhammad Thahir diberi nama Imam Lapeo karena beliaulah yang mendirikan Masjid di daerah Lapeo dan sekaligus menjadi imam pertama di Masjid yang didirikannya itu.

Beliau dikenal juga dengan sebutan Kanne Tambul — kakek dari Istanbul — karena beliau pernah menuntut ilmu agama hingga ke Istanbu Turki.

Sufi besar Tanah Mandar ini dakwahnya merambah ke masyarakat nelayan hingga pegunungan, seperti di Buttu Daala menemani gurunya Annannggru As-Syekh Habib Sayyid Alwi Jamalulail bin Sahl.

Perjalanan hidupnya, sepenuhnya diabadikan untuk ilmu dan umat. Ada 74 karomah, dalam kisah hidup Imam Lapeo yang ditulis oleh cucu Imam Lapeo sendiri, Syarifuddin Muhsin, dalam buku yang memuat tentang perjalanan hidup Imam Lapeo.

Peranan dan kontribusi Imam Lapeo melalui kerja-kerja sosial-keagamaan dan kebangsaan menjadi lahan persemaian kharisma, popularitas, sehingga masyarakat Mandar memposisikannya sebagai primus inter pares, yang dicirikan melalui pengakuan dan pembenaran secara sosio-kultural sebagai Waliullah.

Reporter: Muh. Iksan Hidayah

Editor : Mediaekspres.id

Comment