Aktivis Pemerhati Kebangsaan, Ungkap Empat Ciri-Ciri Radikalisme

MAJENE – MEDIAEKSPRES.ID – Aktivis Pemerhati Kebangsaan, Noer Ramadhan La Udu menjelaskan perkembangan dan cirri-ciri pemikiran radikal saat menjadi pemateri Kebangsaan di kegiatan yang digelar oleh Perhimpunan Pelajar Mahasiswa Mamuju di Godwill Cafe Majene 29 februari 2020.

“Saat ini terdapat berbagai aliran Islam di Indonesia seperti NU, Muhammadiyah, dan lain-lain. Namun pemikiraan radikal baru mulai berkembang pada abad 21,” ujar Noer Ramadhan

Lebih lanjut Noer Ramadhan menyampaikan 4 poin penting ciri-ciri radikalisme yang perlu dikenali oleh mahasiswa.

Katanya yang Pertama cepat mensesatkan, mengkafirkan dan membidahkan kelompok yang berbeda dengannya. Kedua tekstualis dalam menafsirkan ayat Al Qur’an dan Hadits tanpa melihat konteks ayat itu berbicara tentang hal tertentu. ketiga tidak mampu menerima kritik atau perbedaan pendapat tentang pemahamannya dalam beragama. DanKeempat mengajarkan pemikiran Islam seperti Khilafah Islamiyyah.

Noer Ramadhan La Udu mengutip pernyataan dari seorang tokoh tafsir di Idonesia, Prof. Quraish Shihab, pernah mengatakan penyebab seseorang menjadi radikal karena kebodohan. Kelompok radikal tidak mau memahami agamanya dan tidak mau memahami agama orang lain. Hal ini mengakibatkan mereka tidak mau menerima perbedaan dari kelompok lain, baik yang seagama maupun berbada agama.

Untuk solusi yang harur dilakukukan untuk mencegahan radikalisme yakni (1) Mengubah Islam yang ekslusif menjadi inklusif. (2) Menjadi seseorang yang nasionalis. (3) Memiliki sikap pluralisme antar umat beragama.

Ditempat yang sama dalam dialog Ustadz Said (Dosen STAIN Majene) juga memaparkan bagaimana cara mencegah radikalisme kepada mahasiswa dilingkungan kampus.

“Yang perlu dilakukan dalam hal ini, diperlukan peran dosen yaitu (1) Meningkatkan kepedulian kepada mahasiswa. (2) Aktif mengingatkan Mahasiswa untuk menghadiri kegiatan kampus yang positif. (3) Aktif berkomunikasi dengan mahasiswa. (4) Memberikan kegiatan bersifat positif untuk mengisi waktu luang mahasiswa,” imbuh Ustadz Said.

Selain itu Ustadz Said menyampaikan  cara pencegahan radikalisme di kampus, yakni mahasiswa harus menjadi ujung tombak.

“Bisa dicegah oleh mahasiswa itu sendiri dengan cara (1) Meningkatkan rasa nasionalisme di tingkat mahasiswa. (2) Pemahaman moderat terbuka toleran. (3) Waspada provokasi, hasutan dan pola rekrutmen. (4) Membangun jejaring offline dan online untuk menambah pengetahuan,” tutup Ustadz Said.

Reporter : Jum

Redaktur : Mediaekspres.id

Comment