Limbah Medis ‘Berserakan’ di RS Bhakti Kasih Polewali

POLMAN,MEDIAEKSPRES,id – RS Bhakti Kasih Polewali yang berdiri di Jl RA Kartini Nomor 72 adalah rumah sakit swasta yang dibangun oleh dokter Elypas Palangi. Dokter spesialis radiologi ini mengaku bangun rumah sakit itu sejak beberapa tahun lalu.

Konfirmasi dilayangkan pada Elypas Palangi pada Sabtu, 11 Maret. “Maaf dinda, sekarang saya di Mamasa menghadiri undangan perayaan HUT Mamasa ke-21,” keterangan Elypas melalui WhatsApp.

Ketika ditunjukkan sejumlah gambar di lokasi RS Bhakti Kasih, Elypas mula-mula bilang, “Sementara perbaikan sebenarnya.” Benar, saat reportase dilakukan di lokasi, tampak galian kecil di bagian belakang dan di samping rumah sakit itu. Pada sebuah pojok bertumpuk batu merah.

Sekitar pukul 17.00 WITA pada Sabtu, ditemukan satu titik bekas tempat pembakaran sampah dan bekas botol obat berserakan. Tak jauh dari situ ada dua karung plastik putih penuh dengan sampah, juga terdapat sebuah kardus penuh dengan pembungkus beberapa jenis obat.

Karung yang terbuka itu terlihat limbah medis bahan berbahaya dan beracun (B3), seperti selang bekas infus beserta botol, di antaranya tampak darah beku melekat pada selang infus dan botol tersebut.

Masih di belakang RS Bhakti Kasih, sebuah gulungan selang kecil di atas potongan kayu pertukangan yang diduga selang bekas infus. Menelisik pada sejumlah kardus, pada pembungkusnya tertulis nama obat kebutuhan medis, entah obat atau jenis alat lainnya.

Dikonfirmasi kepada Elypas Palangi pada Sabtu, mulai sekitar pukul 17.50 WITA, dugaan semua yang ditemukan di belakang rumah sakit miliknya dibantah.

“Tidak ada yang biarkan. Maaf kemarin (Jumat, 10 Maret) saya bersama staf dari lingkungan hidup meninjau lokasi. Semuanya masih tersimpan dalam tempat penyimpanan sampah B3. Entah siapa yang sengaja membuat seperti itu,” tulis Elypas Palangi.

 

Baca Juga :Sampah di RSUD Hajjah Andi Depu Polman Menggunung

 

Pada Sabtu sore itu ada dua orang staf jaga di rumah sakit Bhakti Kasih, yang seorang masih muda kisaran 20an tahun, dan yang seorang lagi tampak dewasa, 40an tahun. Kepada kedua penjaga rumah sakit milik Elypas Palangi ini maksud reportase kunjungan disampaikan.

“Karena kemarin, bahkan tadi katanya staf saya tidak ada seperti itu.” ‘Tuduhan’ Elypas dimaksudkan bahwa tak benar ada karung serta limbah medis yang berserakan di bagian belakang rumah sakit miliknya itu.

“Kemarin sebelum ke Mamasa saya kelilingi RS saya dan tidak melihat hal seperti itu,” Elypas mengelak.

Berbekal sebuah video pendek yang dikirimkan kepada Elypas Palangi, yang bersangkutan kemudian merubah cara menjawab sejumlah pertanyaan yang seterusnya diajukan padanya. Bandingkan pernyataan di atas dengan penjelasan di bawah ini.

“Saya sudah konfirmasi ke staf saya. Beliau katakan bahwa ini sampah sebenarnya terkemas, tapi entah kenapa jadi terhambur. Juga mereka sampaikan ke saya bahwa memang ada yang datang bilang bahwa saya mau foto-foto, dr. Elypas sudah izinkan. Saya bilang ke pegawai saya, saya tidak pernah bilang mengizinkan. Dia hanya bilang saya ke RS ta sebentar, tapi saya bilang saya di Mamasa. Jadi mohon maaf ya?”

Dengan video yang dibuat rekan saya, seolah memperjelas Elypas telah “mengakui” bahwa ada limbah medis yang ditaruh bukan pada tempat yang sesungguhnya di RS-nya itu.

“Limbah yang dalam karung itu bukan kategori B3. Dan itu dikemas untuk diambil pihak lain untuk didaur ulang.”

Pihak lain yang dimaksud oleh Elypas adalah PT. Mitra Hijau Asia — perusahaan pengolah limbah medis dan industri yang berpusat di Makassar.

 

Baca Juga : Dalam Dua Bulan 1.077 Pasien di Mamasa Dirujuk ke RS Polman

 

Di lokasi RS Bhakti Kasih tak ditemukan incinerator, tempat pembakaran limbah medis, yang ada adalah tempat pembakaran sampah manual di belakang RS.

Elypas terangkan soal sampah diangkut oleh mitranya yang diakui datang secara berkala, “Tergantung jadwal mereka. Karena mereka keliling di banyak daerah. Dan juga tergantung dari kuantitas dan karakteristik limbah yang terkumpul.”

Pengangkutan limbah medis dan sampah di RS Bhakti Kasih Polewali, mobil apa dan kapan datangnya tak diketahui Elypas.

“Saya tidak ditempat saat mereka datang. Tapi saya yakin mereka datang dengan peralatan yang sesuai standar untuk pengangkutan limbah. Karena mereka bukan Perusahaan abal-abal tetapi tentu sudah terakreditasi dari Kementerian Lingkungan Hidup.” Terkait ini, tulis Elypas, “Semua ada dalam Dokumen UKL UPL.”

Kontrak kerjasama dengan PT Mitra Hijau Asia masih buram. Bukti kesepakatan kerjasama oleh pihak ketiga tak bersedia diperlihatkan oleh Elypas.

“Ada. Dipegang anak-anak.” Elypas meyakinkan bahwa bukti kerjasama dengan PT Mitra Hijau Asia benar adanya.

Pengelolaan Limbah Medis

Protokol pengelolaan limbah medis telah diatur melalui Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomir 7 Tahun 2019 tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.

Berdasarkan peraturan tersebut, limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) harus mengalami tahap-tahap khusus sebelum dibuang. Terutama limbah medis jenis limbah kimia dan limbah farmasi. Limbah ini rawan berdampak penyakit menular.

Fakta menunjukkan, rumah sakit, puskesmas, dan klinik kesehatan yang tak sehat bisa Anda buktikan melalui jalur lewat belakang, bukan semata yang tampak di depan: yang bersih, tamannya yang asri dan dijagai para satpam.

Penulis : Sarman Sahuding (Tim Reportase, Pewarta Progresif)

Editor : mediaekspres.id

 

Tonton Video : Libah Medis ‘Berserakan’ di RS Bhakti Kasih Polewali 

Comment