MAMUJU, MEDIAEKSPRES.id – Aktivis di Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) menyinggung kasus dugaan korupsi Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang pendidikan tahun 2020 yang saat ini bergulir di Kejaksaan Tinggi.
Salah satu pemuda pemerhati pendidikan, Safriadi berharap, proses hukum bisa dibuka secara transparan di hadapan publik.
Dia meyakini ada otak di balik kasus DAK pendidikan Sulbar tahun 2020. Aparat hukum pun diminta bekerja profesional untuk mengungkap siapa dalangnya.
Apalagi, Safriadi menilai, praktik korupsi di Disdikbud Sulbar telah mencoreng dunia pendidikan.
“Kami yakin kasus DAK ini ada yang mengotaki, otak ini sebagai panglima pemberi komando. Ungkap siapa panglimanya, Sulbar harus kita selamatkan!” jelas Adi Brekele, sapaan akrab Safriadi, kepada wartawan, Senin, 17 Mei 2021.
Ia pun menyinggung istilah “Kosong-Kosong” yang pernah diungkap oknum Disdikbud Sulbar. Safriadi meminta ada penelusuran secara hukum untuk membuka identitas dan peran “Kosong-Kosong” tersebut.
“Kemarin kan, di berita, ada istilah “Kosong-Kosong” yang terima fee paling besar. Ini bisa jadi bahan teman-teman penyidik,” sarannya.
Menurut Safriadi, kasus DAK pendidikan ini perlu diselesaikan hingga ke akar-akarnya guna meningkatkan kepercayaan publik terhadap pemberantasan korupsi, terkhusus membantu pemerintahan ABM-Enny di Provinsi Sulbar.
Pihaknya juga memastikan akan menggelar aksi unjuk rasa, sebagai penegasan agar proses hukum kasus DAK pendidikan Sulbar tahun 2020 bisa berjalan secara transparan dan profesional.
“Berani melakukan perubahan dan melawan korupsi adalah sesuatu yang membuat kita lebih dihargai.”
Sri Mulyani Indrawati
Reporter: Shermes
Editor : Mediaekspres.id
Comment