“Dari karya Buku ‘Melawan Waktu’ saya ingin membuktikan bahwa “Anak desa juga bisa berkarya, karena dengan menulis kita bebas menyuarakan hati dan kegundahan jiwa”
MAMUJU,MEDIAEKSPRES,id – Tuhan Maha Tahu Umatnya yang berjuang lika-liku dari sebuah perjalanan dan pencapaian. Kesabaran adalah sebuah Titian untuk menuju puncak kebahagian. Perjuangan yang terbalas dengan sebuah karya diiabadikan dalam setiap catatan perjalan waktu yang dilalui.
Arsal Fatahillah tak begitu familiar namanya, Ia Salah satu pemuda asal Pitu Ulunna Salu tepatnya di Desa Lakahang, Kecamatan Tabulahan. Arsal sapaan akrabnya menuntut ilmu di Mamuju sebagai mahasiswa Universitas Tomakak Fakultas Ekonomi Syariah.
Arsal merilis sebuah buku berjudul “Melawan Waktu”. Sang pemantik harapan. Harapan yang dibungkus melintasi waktu yang panjang. Waktu dan rasa perjalanan Spritual dan Intelektualnya di pulau Jawa, dia abadikan dan dikemas dalam sebuah buku.
Arsal Fatahillah pandai mensyukuri Berkah kehidupan dari Tuhan. Meski dalam keadaan susah, untuk tidak mengurai segala keterbatasan yang dimiliki, dibuka dengan segala daya dan upaya. Tapi suara hatinya didengar mengkukuhkan niat gapai impiannya.
Berawal dari history WahstAap Muhammad Fajar, gambar sampul buku Melawan Waktu. “Ditunggu Terbitnya Sahabat Arsal. Meski lebih senior saya harus hormat untukmu,” tulis Fajar Minggu 26 Maret 2023.
Merespon buku itu, percakapan mempertanyakan sosok yang menulis buku sampai kepada sang penulis Arsal Fathillah.
Wawancarapun berlanjut via WhatsApp pribadi Arsal Fathillah.
Lelaki muda kelahiran Lakahang, 18 Februari 2002 menceritakan Buku “Melawan Waktu” adalah Inspirasi dan motivasi dari perjalanannya belajar ke pulau Jawa. Dalam perjalanannya tersebut, telah menemukan banyak inspirasi dan motivasi dari keinginan yang besar dalam mencari ilmu dan pengalaman. Dalam kegiatan “Pesantren Pergergerakan Se Nusantara”
Tak sedikit hambatan dan tantangan yang dilalui Arsal Fathillah ini. Ia mengatakan, bermula dari pemberangkatan yang hanya bermodal nekat, uang pas-pasan di dompetnya tersisakan beberapa lembar bantuan dari seniornya.
Tiba ditujuan Arsal berprorses nyantri belajar ilmu agama. Meski suka duka ikut terukir dalam hidupnya, ia tetap mendotrin dirinya bahwa tempatnya bagai istana yang megah.
Skenario Tuhan memiliki alasan untuk segala keanehan yang diciptakanNya.
Benturan rasa sakit yang ia rasakan selama proses belajar, meyakini akan selalu ada jawaban dari setiap permasalahan dan perjuangan hidup. Toh nantinya, Arsal akan petik, ia raih menjadi sebuah piala kebahagian.
“Tidak sedikit orang pasrah pada kondisi yang dirasakan, sehingga dia memilih berhenti untuk berproses. Teruslah bergerak, berjuang dan bergerak tanpa akhir dari pencarian. Seperti itulah sebuah perjalanan spritual dan intelektual dalam melawan waktu yang saya alami,” tulis Arsal Fathillah yang juga Ketua PMII Rayon Syariah Universitas Tomakaka Mamuju.
Masih ia menjelaskan Bukunya “Melawan Waktu”. Ia mendapatkan Inspirasi dari _Diki Alamzyah_ penulis Nasional, ketika dirinya dipertemukan di kabupaten Bojonegoro.
Dalam moment tersebut, kata Arsal bahwa Diki Alamzya mengatakan. “Setiap perjalanan harus diabadikan dalam tulisan. Maka dari itu siapapun Anda berhak untuk menulis dan berkarya”
Arsal berharap, dengan terbitnya sebuah karya Buku “Melawan Waktu” bisa menjadi inspirasi bagi pribadi maupun orang banyak.
“Kita harus mampu melawan waktu dalam perjalanan pendewasaan dan jati diri, jangan pernah terbelenggu oleh keadaan dan kekuranganmu,” ujarnya
Arsal ingin membuktikan bahwa dari karya Buku Melawan Waktu bahwa. “Anak desa juga bisa berkarya, karena dengan menulis kita bebas menyuarakan hati dan kegundahan jiwa,”
Berikut Daftar isi Buku “Melawan Waktu” Karya Arsal Fathillah.
1. Cerita Persiapan, Perjalanan Menuntu Ilmu (Mamuju, Makassar, Surabaya, Ciamis, Kegiatan Pesantren Pergerakan, Cilacap, Jogja dan Bojonegoro)
-Semangat Belajar
-Niat
-Bersyukur
-Beribadah
2. Ilmu yang disampaikan lahir dan dilatar belakangi oleh Filoshopi tokoh Pmii (Suardi Mappeabang dan Bung Kristeva)
3. Memperkenalkan Budaya khas Mamuju (Sulbar) Dari Diskusi dan Cerita bersama sahabat se Nusantara (Di jawa).
Perpaduan Budaya dan menggali Kebudayaan Masyarakat Nusantara
4. Solidaritas Organik PMII
-Silaturahmi
5. Metode Belajar (Pedagogi Pesantren) dalam menuntut Ilmu dan mendidik Kader (Santri)
6. Proses Belajar dari (Wejangan antara Kyai dan Santri)
7. Mengenang Para Lelehur (Wali dan Pahlawan) dengan Ziarah Makam
8. Memulai Proses dengan Berkarya (Membaca dan Menulis)
9. Harapan untuk memberikan kontribusi yang besar kepada Masyarakat, PMII, Agama dan Negara.
Buku ‘Melawan Waktu’ Karya Arsal Fathillah sudah teproses cetak dipercetakan dan akan segera terbit pada bulan Ramadhan ini. Bagi yang ingin memesan buku ‘Melawan Waktu’ silahkan menghubungi langsung penulis di nomor kontak/Whatsapp. 0822-9065-2425.
Penulis : Iksan
Editor : mediaekspres.id
Comment