Angka Gizi Buruk di Sulbar Tertinggi di Indonesia, Pj. Gubernur Sulbar Urus Apa?

JAKARTA,MEDIAEKSPRES,id – Anak-anak merupakan penentu masa depan Indonesia sebab dia adalah generasi yang akan tumbuh menjaga dan membawa bangsa Indonesia menuju puncak kejayaan Negara Kesatuan republik Indonesia (NKRI).

Tentu mereka harus sehat dan cerdas agar mampu bersaing dari generasi negara lain.

Namun ketika anak-anak mengalami stunting (gizi buruk, kekurangan gizi) tentu berpengaruh bagi perkembangan pertumbuhan dan kecerdasan otak anak.

Di Provinsi Sulawesi Barat, angka stunting cukup tinggi, angka prevalensi mencapai 33,8 persen atau sebanyak 479.699 anak. Angka tersebut menempatkan Provinsi Sulbar di posisi tertinggi di Indonesia setelah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Hal ini mendapat perhatian dari Wakil Presiden RI, KH. Ma’ruf Amin. Orang nomor dua di negara ini sampai turun langsung menangani hal tersebut.

Wapres Ma’ruf Amin berkunjung ke Sulbar beberapa waktu lalu, dan di Mamuju wapres memimpin rapat koordinasi bertujuan: percepatan penurunan stunting di Sulawesi Barat; kemajuan program yang sudah dilakukan; kendala yang dihadapi; dan rencana ke depan menurunkan prevalensi stunting di Sulawesi Barat.

Provinsi Sulawesi Barat menjadi salah satu provinsi yang mendapatkan perhatian dari pemerintah pusat dalam upaya percepatan penurunan stunting.

Seorang aktifis di Mamuju menilai, Pj Gubernur Sulbar harus bekerja keras menangani masalah stunting tersebut. Sebab sinyal Wapres RI mengenai stunting menjadi catatan bukan untuk mengapresiasi kerja Pj. Gubernur serta OPDnya, tapi kedatangan wapres karena ada masalah stunting.

“Sungguh sangat miris sehingga orang nomor dua di negara ini sampai turun langsung menangani hal tersebut,” kata Ketua Umum PKC Sulbar Hamka kepada mediaekspres.id pada Rabu, (8/03/2023).

Hamka meminta Kemendagri untuk mengevaluasi Pj. Gubernur Sulbar, dikarenakan Pj. Gubernur Akmal Malik sejak menjabat angka stunting di Sulbar cukup tinggi. Persoalan stunting ini sangatlah penting, karena berkaitan dengan generasi penerus bangsa.

Hamka menjelaskan, stunting berpotensi memperlambat perkembangan otak, dengan dampak jangka panjang berupa keterbelakangan mental, rendahnya kemampuan belajar, dan risiko serangan penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, hingga obesitas.

Maka segala cara harus dilakukan, karena saling berkait. Baik sosialisasi dan penyadaran masyarakat, pengentasan kemiskinan, kesehatan lingkungan dan lain sebagainya.

“Tidak semata-mata bantuan pemenuhan gizi saja, karena faktor lain juga mempengaruhi,” urai Hamka.

Menurut dia, diutusnya Pj Gubernur turun ke Sulawesi Barat untuk mengatasi masalah-masalah yang ada di Provinsi Sulbar termasuk stunting.

“Penting kiranya ada evaluasi besar-besaran terhadap OPD pada umumnya dan terkhusus kepada PJ. Gub Sulawesi Barat oleh pemerintah pusat,” kritik Hamka.

Penulis : Iksan

Editor : mediaekspres.id

Comment