Ia menyarankan pemerintah daerah agar membangun komunikasi yang baik dengan masyarakat.
“Isu yang dibawa mahasiswa ini sangat sederhana, harusnya pemimpin daerah bisa menemui massa. Jangan pakai preman,” tukasnya.
Sementara itu, koordinator lapangan Aliansi Mahasiswa Pemuda Sulawesi Barat (AMPAS Sulbar), Asrul menyebut, memang ada kelompok lain saat pihaknya hendak menggelar aksi jilid II, 19 Oktober lalu.
“Memang ada massa lain yang berkumpul, dan mereka bukan dari unsur mahasiswa,” terang Asrul.
Meski dirinya tak bisa memastikan kelompok tersebut membawa senjata tajam, namun Asrul pada saat itu langsung membatalkan agenda aksi.
“Saya lihat situasi di luar kendali kami, makanya kami tunda aksi waktu itu,” kisahnya.
Pihaknya pun bakal menggelar aksi lanjutan dalam waktu dekat ini.
Reporter: Shermes
Editor : Mediaekspres.id
“Aku mengenali mereka yang tanpa tentara mau berperang melawan diktator dan yang tanpa uang mau memberantas korupsi.”
Soe Hok Gie




Comment