Oleh: Irwan Syamsir (Alumnus Fakultas Ilmu Budaya)
MEDIAEKSPRES.id – Gerimis sore baru saja reda di langit Tinambung, Polewali Mandar. Tepatnya di Dusun Lekopa’dis. Tampak sebuah rumah panggung sederhana yang telah disulap jadi galeri seni dan ternyata dalam kurun setahun ini juga telah jadi ruang produksi kerajinan tangan dari tenunan sutra Mandar. Ruang tersebut dinamai Bura’pia yang dalam bahasa Mandar, berasal dari dua kata, yakni Bura’ (Kuncup) dan Pia (Baik), sebagai harapan pada generasi yang terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan di sini.
“Rupa Pia” Begitulah tagline atau tema yang diusung di pameran pertama ini. Kalau diterjemahkan lepas dari bahasa Mandar, kita bisa mengartikannya sebagai wajah kebaikan. Meski tentu rupa dalam pengertian luas, masih bisa diurai dengan berbagai penjelasan yang merujuk ke seni rupa itu sendiri. Pada intinya, dalam kegiatan ini, seni sebagai media yang bisa mempertemukan banyak orang dari berbagai kalangan, bisa membawa banyak efek baik pada semua.
Pameran dibuka dengan sambutan dari perwakilan pemerintah desa yang sangat mengapresiasi gerakan anak-anak muda, “Jika yang dilakukan itu baik, apapun bidangnya, lakukan” tuturnya.
Dilanjutkan oleh Tajriani Thalib, selaku founder bura’pia sekaligus inisator pameran, menyambut para tamu yang berdatangan. Tidak hanya itu, pembukaan juga ditandai dengan perform Nurfitriani Djabbar, mahasiswi FSD UNM yang menampilkan tarian dengan konsep kanvas, kemudian dilanjutkan dengan live mural dari Irfan, yang juga dari FSD UNM.
Selanjutnya, para tamu dipersilahkan untuk melihat karya-karya para perupa yang telah dipajang di berbagai sudut Bura’pia. Mulai dari instalasi, lukisan-lukisan, dan kerajinan tangan. Karya-karya itu berasal dari tiga provinsi, yakni Sulsel, Sulteng, dan Sulbar. Serta tak lupa, di halaman panggung juga telah dihadirkan bebeberapa makanan tradisional Mandar.
Hingga malam tiba, kegiatan semakin tampak menarik karena perpaduan lampu yang menyorot karya-karya para perupa, menambah kesan suasana yang elegan. Dilanjutkan lagi dengan pertunjukan seni, juga publik talk atau diskusi tentang seni rupa yang dibawakan oleh S.Abu Alama, selaku akademisi rupa yang sekarang jadi dosen di Unsulbar.
Sampai hari ini kegiatan masih berlangsung dengan lomba menggambar anak-anak dan akan dilanjutkan lagi dengan pertunjukan-pertunjukan sampai malam nantinya. (***)
Polewali Mandar, Senin, 19 Juli 2020
Comment