MAMUJU,MEDIAEKSPRES,id – Perempuan, lebih dari yang diperkirakan. Dia adalah makhluk Tuhan yang menyimpan rasa kasih sayang dan sikap lemah lembut. Kepekaan rasa kasih dan sayangnya menyatu. Menyatu untuk menjadi pelindung utama.
Perempuan kuat, kekuatan suci yang ia miliki, mampu memikul beban sebagai kodratnya mengandung sembilan bulan lamanya, bertahan dengan kuat dan menjadi pelindung yang hebat.
Kondisi saat ini perkembagan zaman begitu cepat dan arus globalisasi menyapu tatanan, Perempuan harus tetap dihidupkan, agar kedudukan perempuan ditengah realitas sosial dapat diterima sebagai wujud eksistensi terpenting dalam menjaga keseimbangan sosial.
Mengingat media pendidikan pertama manusia di alam semesta ini dimulai dari sentuhan para perempuan. Hal tersebut menuntut kesadaran bersama, agar setiap perempuan dapat mewujudkan dirinya sebagai seorang mausia terdidik yang menanggung tanggung jawab sosial yang penting.
Hal itulah yang diungkapkan, Ray Akbar Ramadhan, salah satu pegiat Literasi sebagai narasumber, diskusi dalam memperingati Hari Perempuan Internasional pada tanggal 8 Maret.
Bincang Lesehan yang bernuansa outdoor itu, yang dilaksanakan oleh Bidang pergerakan Sarinah dari DPC GMNI Mamuju, di Taman Karema Mamuju, pada Rabu, (09/03/2023).
Menurut Ray Akbar Issue kekerasan terhadap perempuan harus kita kawal bersama, agar tercipta kesadaran bahwa menyakiti perempuan sama halnya mengundang bencana sosial.
“Terimakasih kami ucapkan kepada kawan kawan GMNI, yang telah mengundang diskusi tentang menggali kebijaksanaan dalam kesetaraan gender. Setidaknya dengan diskusi seperti ini, kita bisa membicarakan hal hal praktis yang harus segera kita lakukan agar tidak terjadi lagi diskriminasi dan sejenisnya tehadap perempuan,” ujar Ray
Sementara Sarinah Nelvi Jelita, selaku penyelenggara kegiatan mengatakan, di masa sekarang, gagasan dan konsep tentang kesetaraan gender kini bukan hal yang tabu lagi untuk dibicarakan.
Perempuan memiliki kesempatan untuk berada di pemerintahan, kesetaraan yang lebih besar dalam hak-hak legislatif.
Nelvi mengapresiasi terhadap pencapaian beberapa perempuan di Mamuju, yang menduduki jabatan di berbagai bidang, akan tetapi, masih terdapat sejumlah benang kusut permasalahan perempuan yang belum terpecahkan.
“Seperti masih adanya ketidaksetaraan upah antara perempuan dan laki-laki, juga kasus-kasus kekerasan domestik yang lebih dominan dialami perempuan, kekerasan seksual, ekploitasi perempuan dan anak,” jelas Nevi
Menurut dia, hari perempuan bukan hanya sekadar seremonial belaka, perayaan hari perempuan harus bisa dimaknai lebih, terutama bagi kamu perempuan.
Ia membayangkan para perempuan terdahulu yang sudah lebih dulu memperjuangkan kesetaraan kaun wanita. Tak hanya berkorban tenaga, bahkan diri mereka sendiri pun dikorbankan demi kesetaraan hak para kaum perempuan.
“Selamat hari perempuan, untuk perempuan-perempuan hebat,” ujarnya
Kegiatan dialog lesehan ini, dari oelbagai belakang berbeda seperti, Ketua KNPI DPD II Mamuju, Selvi Febriana, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Kabupaten Mamuju, dan Ray Akbar Ramadhan seorang aktivis literasi di Mamuju, Sulawesi Barat dan di moderatori langsung oleh Sarinah Rahmania selaku kader DPC GMNI Mamuju.
Adapun peserta yang hadiri, dari berbagai latar belakang seperti Pemuda, Pelajar, dan Mahasiswa.
Menurut Adam Jauri selaku Ketua Cabang DPC GMNI Mamuju, Tema yang diangkat oleh kawan-kawan Sarinah memang sudah ideal, oleh karenanya jikalau membicarakan mengenai Hari Perempuan, maka wajib hukumnya kaum laki-laki turut serta hadir didalam agenda tersebut.
Karena dari adanya perbedaan, prespektif pun dapat diperkaya. Adam mengutip pernyataan Bung Karno bahwa; “Laki-laki dan Perempuan seperti sepasang sayap burung, apabila satu sayapnya patah maka tidak bisalah burung itu terbang sama sekali,” tutup Adam.
Penulis : AJ/Iksan
Editor : mediaekspres.id
Comment