MAMUJU,MEDIAEKSPRES.id-Angka stunting terus di genjot oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulbar, agar tidak mengalami kenaikan dan bahkan berharap, dalam penanganan stunting agar mengalami penurunan angka. Hal itu dibutuhkan kerjasama semua pihak dan bukan hanya menjadi tugas BKKbN.
Hal itu diungkapkan Kepala BKKBN Sulbar Nuryamin, bahwa dalam penanganan penurunan angka, dibutuhkan kerjasama semua pihak dan bukan hanya menjadi tugas BKKbN.
“Kalau angka stunting itu naik kita harus akui, sudah itulah kenyataannya sekarang, bahwa ada yang tidak optimal bekerja,” kata Kepala perwakilan BKKBN Sulbar, Nuryamin, STP. MM, saat menggelar konferensi pers di kantor BKKBN Sulbar, Senin, (30/01/2023).
Turut hadir sekretaris BKKBN Sulbar Rusdiyanto Monoarfa serta puluhan wartawan yang ada di Mamuju.
Lanjut, Nuryamin memaparkan bahwa rencana aksi nasional dalm penyelengaraan percepatan penurunan stunting diatur dalam Pepres 72 tahun 2021 yaitu :
*Penyediaan data keluarga beresiko stunting
*Pendampingan keluarga beresiko stunting
*Pendampingan calon pengantin
*Surveilans keluarga beresiko stunting
*Audit kasus stunting.
Selanjutnya terkait hasil survey yang menempatkan Sulbar pada peringkat pertama jumlah anak beresiko stunting, kepala BKKbN Sulbar mengatakan, SSGI adalah survey tahunan yang di laksanakan Kemenkes bekerjasama dengan UI FKM, sedangkan survey EPPGBM dilakukan oleh Dinas Kesehatan setiap provinsi dengan data real perbulan.
“Penurunan Stunting ada 2 pendekatan. Spesifik 30% oleh Kesehatan dan 70% Sensitive oleh BKKBN dan lintas sektor, ” Urai Nuryamin.
Dari hasil survey, penderita Stunting di Sulwesi barat mengalami peningakatan dari 33.8 tahun 2021 menjadi 35.0 ditahun 2022.
“SSGI dipakai untuk kebijakan secara makro dan EPPGM adalah untuk intervensi operasional. Kedua-duanya sah dan tidak bisa diperbandingkan,” Urai Nuryamin.
Adapun data SSGI Penderita Stunting Masing-masing Kabupaten ditahun 2022 adalah :
Kabupaten Majene : 40.6
Kabupaten Polman : 39.26
Kabupaten Mamasa : 38.58
Kabupaten Mamuju : 33.84
Kabupaten Mamuju Tengah : 28.06
Kabupaten Pasangkayu : 25.77.
Berdasarkan perpres 71 tahun 2021,target 14% 2024 adalah asumsi mengunakan data SSGI.
“Pemerintah Pusat dalam kebijakan Penurunan Stunting menggunakan data SSGI, ” Ungkapnya.
Terkait anggaran yang digunakan BKKbN, Nuryamin menjelaskan bahwa, Anggaran 20 milyar uang dikelola BKKbN adalah DAK BOKB dari pusat yang ditransfer ke OPDKB di Kabupaten. Dan bukan langsung BKKbN provinsi.
“Kegiatannyapun tidak hanya kegiatan sosialisasi tapi juga ada pendampingan untuk keluarga beresiko stunting, ” Lanjutnya.
Nuryamin berharap tahun 2024, Sulawesi Barat dapat menurunkan jumlah penderita stunting hingg di angka 18,61 Persen.
“Itu harapan kita, target kita sesuai yang diberikan ditahun 2024 angka stunting di Sulbar mencapai 18.61 persen,” katanya.
Lebih lanjut dirinya mengakui, BKKBN masih memiliki kelemahan dalam penanganan stunting dan membutuhkan dukungan instansi terkait lainnya.
Reporter: (Rls/Judistira)
Editor: mediaekspres.id
Comment