Mantan Senior Manajer Bank Mandiri Hijrah Jadi Petani Jagung

MAMUJU,MEDIAEKSPRES,id- Di Provinsi Sulawesi Barat profesi yang menjanjikan tidak selamanya harus berpakain rapi dengan memakai jas dasi dan sepatu. Namun profesi lain yaitu sebagai petani jauh lebih menjanjikan dan tentu bisa membaut petani lebih sejahtra. Terutama di Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) potensi lahan pertanian sangat memadai. Tinggal bagai mana cara mengelolanya dengan baik. Untuk menjadi petani sukses, tentu tidaklah mudah, butuh kerja keras dan pengorbanan. Seperti yang dilakukan Bahtiar Rusman, salah satu pelopor petani jagung Provinsi diSulawesi Barat.

Bahtiar Rusman adalah salah satu senior Manajer Bank Mandiri yang hijrah jadi petani jagung. Modalnya, tak banyak, cukup hanya kerja keras dan keihlasan. Selain itu, ia memiliki trobosan untuk meningkatkan penghasilan petani. Dari 5 ton/hektar menjadi 10 sampai 13 ton/hektarnya.

Bahtiar Rusman (Pakai topi) bersama Prof. Muh. Syarif saat menuju lokasi pertanian jagung bersama kelompok taninya.

Bahtiar Rusman tak Sendiri, ia bersama Professor, Muhammad Syarif yang sudah lama mala-melintang di dunia pertanian tanaman jagung. Tentu sudah sangat berpengalaman mengembangkan tanaman jagung di Provinsi Gorontalo.

“Kami bertemu. Kami satu visi untuk mengembangakan pertanian jagung di Provinsi Sulbar. Kami kemudian merintis bulan januari tahun 2021. Perjalanan kami tidak mudah kami juga tertatih-tatih menemui hambatan dan rintangan,” kata Bahtiar Rusman kepada mediaekspres.id saat ditemui di salah satu warung kopi di Mamuju, pada Sabtu, (26/03/2022).

Bahrtiar Rusman saat merintis lahan untuk digunakan menanam jagung, ia menemui berbagai hambatan dan rintangan. Ia terkendala di permodalan, selain itu, ketersediaan pupuk langka, dan yang paling penting adalah pendampingan dari dinas terkait. Selain itu, akses menuju lokasi titik sentral petani. Kendaraan harus diparkir di rumah warga. Sebab jalan yang sulit hingga harus berjalan kaki, puluhan kilo meter untuk tiba di lokasi Bersama petani.

“Ini tentu yang kita harapkan dari pemerintah, kepedulian terhadap petani. Agar dapat membantu akses jalan. Karena walaupun hasilnya panen melimpah kalau terkendala di akses jalan, hasilnya juga bisa merugikan pihak petani. Kita harapkan pemerintah bisa membenahi sampai pada tehnis pendampingan,” jelasnya.

Lalu apa yang memebuat Bahtiar Rusman ini memilih menjadi petani, sedangkan profesi bapak sebelumnya sebagai manajer Bank Mandiri yang tentu, sudah nyaman dengan ruang ber ac tidak panas-panasan seperti di kebun bapak?

Untuk mengembangkan pertnaian jagung di Provinsi Sulbar, Bahtiar Rusman merespon adanya Ibu Kota Negara (IKN). Menurutnya, itu adalah peluang pasar yang harus ia tangkap. Di samping itu, juga bermitra dengan petani. Agar peningkatan pendapatan perkapita bagi petani—termasuk dirinya sendiri secara pribadi tentunya. Ia menjelaskan, hitungannya penghasilan panen jagung dalam 1 Hektar, hasilnya minimal 7 ton, dengan harga tertinggi 5 ribu rupiah per kilo. Lalu di kalikan 7 ton, totalnya 35 juta per hektar.

Lahan pertanian jagung, Bahtiar Rusman.

“Lalu bagai mana kalau saya mengelola seribu hektar, apa saya tidak bisa, yang selama ini mengharapkan pendapatan dari pendapatan selaku manajer misalnya. Artinya apa, saya juga memberikan peningkatan pendapatan bagi petani, itu amal juga, mensejahtrakan petani, amal jariah. Tapi yang paling penting Sulbar muncul dipermukaan, sebagai sentra jagung. Lahan kita di Sulbar tersedia cukup luas dan ini yang harus kita jemput. Kita manfaatkan untuk pengembangan tanaman pangan, seperti jagung,” jelas Bahtiar Rusman

Reporter : Iksan

Editor : mediakrepsres.id

“Kakek saya pernah berkata bahwa sekali dalam hidup Anda, Anda membutuhkan seorang dokter, seorang pengacara, seorang polisi, dan seorang pengkhotbah, tetapi setiap hari, tiga kali sehari, Anda membutuhkan seorang petani.”

Brenda Schoepp

Comment