Filosofi Bambang: Huppu Batu Tubo Naola Kada Mesa

Oleh: Ferdi Hidayat (Ketua Ikatan Pemuda dan Mahasiswa Bambang di Mamuju)

– Saya menganggap bahwa berbagai masalah beberapa tahun terakhir dirasakan di lini sosial masyarakat di wilayah Kehadatan Bambang dan sekitarnya, tak terlepas dari sorotan tentang sifat komunalnya.

Sifat komunal yang adalah nilai bersama yang mampu menggugah kesadaran orang untuk merasa, berpikir, dan bertindak secara bersama-sama berdasarkan dorongan hati — yang berjumpa dengan dorongan hati orang lain — ketika suatu masalah sosial kemudian ditemukan dan diperbincangkan di tengah-tengah masyarakat.

Mulai dari masalah besar seperti polemik yang terjadi di masyrakat dan media sosial mengenai sejarah dan asal-usul “to bambang” yang sebenarnya, penolakan tambang LTJ di P.U.S, serta yang terbaru pada hari ini, di mana salah satu putri terbaik dari Kehadatan Massebambangam tepatnya dari desa Salutabang, Kecamatan Bambang, direbut haknya untuk merasakan sila ke-5 Pancasila: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Polemik Kristiani yang sama-sama kita ketahui, telah menggugah rasa persaudaraan antarsesama anak daerah di Pitu Ulunna Salu.

Karena hal tersebut, saya ingin mengatakan bahwa rasa persatuan yang dahulu diwariskan oleh leluhur dan nenek moyang Massebambangam di masa lalu itu, kemudian masih diimplementasikan oleh masyarakat yang masih sadar akan pentingnya falsafah hidup “Huppu’ batu tubo naola kada mesa”. (***)

Comment