MAMUJU, MEDIAEKSPRES.id – Kurang dari seminggu lagi, kita akan memperingati Hari Buruh atau yang dikenal dengan sebutan May Day. Suatu momen untuk mengingat kembali perjuangan kelas pekerja dalam meningkatkan kesejahteraan.
Lantas, bagaimana kesejahteraan buruh di Provinsi Sulawesi Barat saat ini?
Sejauh mana keberpihakan pemerintah daerah terhadap kelas buruh?
Baru-baru ini, Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) membeberkan bahwa kesejahteraan buruh di Sulawesi Barat masih jauh dari harapan.
Indikator kebutuhan hidup layak dirasa terlampau tinggi.
“UMP Sulawesi Barat tahun ini Rp. 2,6 juta lebih. Kenyataannya, pekerja syukur-syukur kalau mereka mendapat upah setengah dari UMP,” ungkap Ketua SBSI Sulawesi Barat, Muhammad Rafi.
Rafi menilai, aturan UMP tidak terealisasi di lapangan karena kurangnya sosialisasi dari pemerintah. Selain itu, pengawasan dari instansi terkait sangat lemah.
Ia mengaku telah beberapa kali menyampaikan hal itu kepada Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker). Sayangnya, belum ada tindakan nyata dari pihak Disnaker.
Menurut Rafi, pemerintah dalam hal ini Disnaker harus membentuk Triparti. Lembaga tersebut bertujuan mendiskusikan setiap masalah yang dialami buruh di tempat kerja.
“Kita sebenarnya sudah berkali-kali meminta agar dibentuk Triparti namun belum ditanggapi Disnaker,” jelasnya.
Reporter: Harly
Editor : Mediaekspres.id
“Kesenjangan akan hilang dengan keadilan, kesejahteraan akan datang tanpa keserakahan, mari nyanyikan nyanyian lagu cinta, mari tarikan bukan tarian perang.”
Tony Q Rastafara
Comment