Terlampau Mahal, Direktur RS Regional Sulbar Ajak Tenaga Medis Covid-19 ‘Makan di Warung’

MAMUJU, MEDIAEKSPRES.id – Sebanyak 31 tenaga medis Covid-19 yang diinapkan di hotel Pantai Indah Mamuju, mendapat berbagai tanggapan dari aktifis kesehatan Kabupaten Mamuju, Sulbar.

Pasalnya, petugas tersebut makan di warung. Hal itu dikarenakan pihak hotel mulai hari Minggu kemarin, 13 April 2020 tidak memberikan lagi fasilitas makanan kepada petugas medis pasien Covid-19.

“Menurut informasi yang kami dapatkan, memang makanannya mereka disediakan di warung, bukan di hotel. Namun itu baru berubah sejak hari ini (Minggu.red). Sebelumnya tetap disediakan di hotel,” ujar Ketua Ikatan Alumni Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Fatimah Mamuju, Ikhsan Habir kepada mediaskspres.id, di Mamuju, Minggu, (12/04/20).

Makan di warung bagi petugas medis pasien Covid-19, lanjut Ikhsan, kurang tepat, sebagai Orang Dalam Resiko (ODR) — harus dapat perlakuan khusus.

Meski dalan prosedurnya, tenaga medis setelah selesai bertugas pasti akan membersihkan diri sebelum meninggalkan rumah sakit. Namun akan lebih efektif jika aktivitas luar mereka diminimalisir degan menyediakan makanan di tempat karantina tersebut.

“Langkah ini bukan untuk mengucilkan mereka, namun lebih pada memaksimalkan upaya pencegahan penyebaran Covid-19. Rekan-rekan tim medis tau akan hal itu, mereka ujung tombak dari penaggulangan wabah ini. Mari berdoa semoga hal ini cepat berlalu,” papar Ikhsan.

Sementara itu, direktur Rumah Sakit (RS) Regional Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar), dr. Indahwati Nuryamsi menyayangkan pihak hotel yang memberikan harga tinggi.

Padahal, Konsep pemerintah dan RS Regional Sulbar, itu telah disepakati bahwa petugas medis makan di hotel, di tempat ia inap, namun karena harga makanan pihak hotel terlampau tinggi, membuat dr. Indah membawa petugas medis keluar, untuk makan di warung.

Ia menjelaskan sebelum dr. Indah membawa petugas medis tersebut makan diluar, dirinya berinisiatif untuk membeli makanan dari luar lalu di bawa ke hotel. Namun pihak hotel masih membebani cas pada makanan yang dipesan khusus dari luar.

“Tapi karena pihak hotel mau mengambil keuntungan terlalu besar, sehingga pembiayaan makanan yang ditawarkan oleh pihak hotel itu tidak sesuai RAB, itu sangat tinggi, tidak rasional harganya. Karena per satu kotaknya dia minta 60 ribu. Sementara saya itu sudah nego ke dia, bahwa RAB-ku itu cuma segini. Padahal ini lama loh berlangsung, karena penganggaran tiga bulan,” papar dr. Indah kepada Mediaekspres.id.

Lebih lanjut dr. Indah menjelaskan, ia kemudian berinisiatif untuk membawa para tenaga medis tersebut makan di warung. Meski warung tersebut telah tutup. dr. Indah melobynya untuk membuka kembali dan memberi harga makanan sesuai RAB-nya.

Baca juga, Tim Medis Covid-19 Diinapkan di Hotel Pantai Indah Mamuju, Mendapat Sorotan

Warung tersebut dibuka kembali dan melayani petugas medis, namun tetap dibatasi alias tidak memerima orang lain makan kecuali petugas medis.

“Jadi awal masuk sampai hari ke tiga itu kasi makan di hotel. Tapi kenapa tadi ini saya kasi makan di luar, karena pihak hotel mahal sekali makanannya. Masa 60 ribu satu kali makan. Saya minta kurang dari harga yang ditetapkan itu. sesuai standar RAB kami, karena kalau itu acuan harganya kami bisa temuan,” jelasnya.

Reporter: Chandraqa

Editor : Mediaekspres.id

Comment