MAMUJU, MEDIAEKSPRES.id – Keinginan Umar menyumbangkan gajinya sebagai anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) membuat penulis tiba-tiba terdiam sejenak dalam sebuah perbincangan kecil yang berlangsung di kediaman sahabat Muh. Iksan Hidayah, depan kampus Tomakaka Mamuju, Kamis 16 April 2020.
Komunikasi ringan terkait dampak pandemi virus Corona atau Covid-19 yang terjadi di Indonesia, terkhusus Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) telah merubah suasana riuh menjadi senyap akibat ulah Umar, Laki-laki kelahiran 1987 tersebut.
“Jika melihat kondisi sekarang, saya berencana menyumbangkan gajiku sebagai anggota BPD sebanyak 15 persen dari satu tahun Ndan..,” sontak Umar menyampaikan niatnya.
Ketulusan berbagi ayah dua anak ini menjadi fokus perhatian penulis, seakan kenikmatan kopi yang disediakan tuan rumah lebih awal terasa luput dari si pecandu.
Pikirku, menggali niat dan tujuan suami Sri Sumarni pada saat itu adalah hal yang instimewa untuk disajikan dalam bentuk catatan pendek, agar dapat dibaca serta dijadikan contoh bagi yang lain.
“Mungkin ini tidak terlalu besar nilainya Ndan..Tetapi setidaknya bisa membantu bagi warga yang butuh di dusun saya. Hanya sekitar Rp 1.200.000,” serka Umar kepada Muh. Iksan Hidayah, bagai paranormal yang menerawang alam pikiranku.
Pria yang saya kenal sejak kuliah di Universitas Tomakaka beberapa tahun lalu ini menyampaikan niatnya, untuk menyerahkan gajinya tersebut kepada Kepala Dusun Babana Buadao. Selaku pemerintah tempatnya dia tinggal. Babana Buadao sendiri merupakan salah satu dusun yang masuk dalam wilayah Desa Bambu — Kecamatan Mamuju – Kabupaten Mamuju.
“Nantinya terserah Kepala Dusun. Entahkah digunakan untuk kebutuhan di posko penanganan pencegahan Covid-19, ataukah digunakan untuk warga tidak mampu,” pintah Umar.
Luapan emosi mendalam seorang Umar untuk membantu telah menyentil telinga kami berdua yang sedang serius mendengar dia berbicara. Istilah senior dan junior-pun tidak berlaku lagi di tempat itu, karena memang sudah sepantasnya.
“Meskipun saya juga warga kalangan bawa, tetapi setidaknya ada sedikit lebihnya kebutuhan pokok keluargaku yang bisa saya keluarkan. Karena jika menunggu kaya dulu baru berbuat, kapan kita bisa membantu,” ucap Umar seperti telah menasehati kami.
Penulis: Irwan




Comment