MAJENE,- Kepala Desa (Kades) Onang berinisial AS di Kabupaten Majene Sulawesi Barat (Sulbar) menebas warganya, seorang pria inisial S menggunakan parang hingga tewas. Informasi yang beredar, pelaku nekat menghabisi nyawa korban usai ia diancam akan dibunuh.
Peristiwa berdarah itu terjadi di rumah pelaku di Desa Onang, Kecamatan Tubo Sendana, kabupaten Majene pada Minggu 24 November 2024 malam hari.
Menurut sumber lain, kronologi kejadian, bahwa korban awalnya mendatangi rumah pelaku sambil berteriak dengan kata-kata kasar sambil mengancam pelaku.
“Ketika menjelang (salat) isya pelaku masih berada di rumahnya sambil menunggu salat, namun di luar rumah (pelaku), korban teriak sambil mengancam,” ujar Kapolres Majene AKBP Toni Sugadri kepada wartawan, dikutip dari detik.com, Senin (25/11/2024).
Toni mengatakan korban juga memaksa masuk ke dalam rumah pelaku usai berteriak di depan rumah. Pelaku yang merasa terancam langsung mengambil sebilah parang yang berada di bawah meja dan mengayunkan ke leher korban.
“Korban memaksa masuk ke dalam rumah pelaku, karena merasa terancam, pelaku spontan mengambil parang,” bebernya.
Pelaku langsung diamankan tak lama setelah membunuh korban. Saat ini pelaku masih diperiksa lebih lanjut oleh penyidik Satreskrim Polres Majene.
“Iya (terduga pelaku Kades Onang), sudah kami amankan,” ungkapnya.
Sementara Kasat Reskrim Polres Majene AKP Budi Adi menambahkan korban menderita luka robek di bagian leher akibat sabetan parang. Korban meninggal di tempat kejadian perkara (TKP).
Penganiayaan yang dilakukan tersangka terhadap korban, itu dengan cara parangi (menebas) pas kenanya di leher, leher luka robek sepanjang 29 sentimeter, kedalaman 6 sentimeter, lebar 9 sentimeter,” ungkap Budi.
Fakta Lain Keterangan Dari keluarga Korban
Orang yang pertama kali menemukan korban bersimbah darah, adalah sepupu satu kali korban, namanya Nanang. Ia menceritakan kronologi peristiwa naas yang menimpa sepupunya itu, bahwa pada mulanya, Nanang kerumah istri korban, hendak bertemu dengan korban.
Setibanya di rumah korban, ternyata korban tidak ada di rumah.
“Pada saat saya mau pulang saya liat motornya di rumahnya pak desa. Lalu saya menuju rumahnya pak desa. Sesampainya disana, rumah pak desa tidak ada orang. Lampu teras rumahnya padam, lalu saya keluar dan bertanya ke tetangga pak desa,” cerita Nanang kepada mediaekspres.id, Selasa, 26 November 2024.
Lanjut Nanang menjelaskan bahwa, dirinya bertanya ke tetangga Kepala desa tentang keberadaan Korban. Tetangga itupun merespon dan berkata, coba cari di rumah pak desa. Nanang kemudian, bilang, rumah pak desa kosong.
Tetangganya menjawab lagi, tadi saya liat si A (korban red) masuk di rumahnya pak desa, tapi tidak lama si A masuk,ctiba-tiba ada 2 mobil keluar dari rumah pak desa. Tapi A sudah tidak kelihatan. Jadi saya pikir si A keluar, sama pak desa.
“Saya kemudian cari ke kantor desa, tidak ada, terus saya kembali lagi kerumah pak desa. Rumahnya masih sama seperti pertama, saya datang. Jadi saya tanyakan lagi ke tetangganya, saya bilang, tadi ada suara ribut disini?, tetangganya menjawab tadi waktu si A datang tidak ada ribut. Hanya ada suara teriakan dari belakang rumah pak desa. Tapi suara perempuan.
Lalu saya tanya lagi, kalau mau lewat belakang rumah pak desa, lewat mana?,”
“Tetangga pak desa itupun tunjukkan jalan. Saya masuk kedalam, saya ketemu perempuan namanya Anti. Anti Itu keluarga pak desa, saya tanya, ada di lihat si A?. Dia sempat terdiam dan merasa gugup. Saya tanya lagi ada si A? diapun menjawab, coba masuk kerumah pak desa lewat pintu belakang, terus saja ke depan siapatau ada ada si A di dalam,”
“Saya bilang, saya tadi dari depan, pintu terkunci, lampu teras padam. Diapun menjawab lagi, masuk saja tidak apa-apa saya tadi yang tutup pintu. Masuk saja, siapa tau ada si A di dalam. Karena tadi ada orang terluka, orang berdarah. Sayapun masuk lewat belakang, sampai di ruang tamu, saya liat si A sudah terkapar posisi tengkurap, tanggannya dibelakang, seperti ada yang pegang. Dan herannya lagi, suasana rumah pak desa seperti tidak ada kejadian orang berkelahi, karena prabot meja kursi, posisinya rapi,” cerita Nanang.
Nanang membantah, isu yang keluar bahwa si A, bawa parang kerumahnya pak desa, itu salah. Karna tidak ada parang yang di temukan di TKP. Hanya parangnya pak desa yang disembunyikan, untuk habisi korban.
“Kayak di rencakan kak. Karena CCTV di rumah pak Desa itu juga sudah tidak ada. Dan saat keluarga korban mengamuk, namasuki rumahnya pelaku, tapi pelaku sudah melarikan diri. Akhirnya rumah pelaku jadi sasaran, dan tidak ada 1 pun barang berharga yang ada di dalam. Berarti sudah na persiapkan memangmi,” jelas Nanang.
Dan kalau memang sendiri pak desa tidak mungkin Korban tidak mengeluarkan suara dan pasti darah bertebaran di mana-mana.
Masih Nanang bercerita, si A di temukan dalam kondisi tengkurap dan posisi tangan di belakang . Foto yang beredar itu, posisi tangannya sudah berubah, karena sudah di peluk sama sepupunya. (*)
Comment