Mamuju, – Salah satu warga di Lingkungan Salubiru, Kelurahan Kalukku, Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju, menyorot layanan Perusahan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Manakarra Mamuju.
Ia menyoroti lantaran, di Kecamatan Kalukku–juga di kota Mamuju–sering air tidak mengalir. Dan saat airnya mengalir berkualitas buruk.
“Kadang berwarna coklat, kadang berbusa. Dan tidak ada kompensasi apa-apa kepada pelanggan,” ujar Masyarakat Kalukku, Bakri Bestari di Kalukku, Senin (13/05/2024).
Menurut dia, ini fenomena umum. Bukan cuma masyarakat di Kalukku yang mengalami, namun juga terjadi di kota Mamuju.
Ia menyangkan PDAM Tirta Manakarra tidak pernah mengucapkan maaf pada pelanggan. Termasuk kepada masyarakat Mamuju secara umum.
Baca Juga : Air PDAM Mamuju Tak Jalan, Pedagang Galon Merugi
PDAM Tirta Manakarra Mamuju adalah pengelola air bersih. Yang mengelola air dengan menggunakan dana APBD dan APBN.
“PDAM Tirta Manakarra tidak becus mengelola APBD, APBN dan aset daerah. Harus dicatat, air yang dialirkan kerumah-rumah warga adalah seharusnya air yang layak konsumsi,” tegas Bakri mengatakan.
Lanjut dia, air mengalir ditempatnya itu, memakai mesin pengisap air. Namun air yang mengalir tersebut adalah air yang berkualitas buruk, berwarna coklat dan berbusa.
“Tidak mengalir air kalau tidak pakai mesin pengisap air. Dan di kota Mamuju, itu juga banyak titik yang dikeluhkan masyarakat yang sama soal kualitas air,” ujarnya.
Menurut Bakri, informasi yang dia peroleh kasusnya di kecamatan Kalukku, bahwa permasalahan pada Air bersih PdAM itu, disebabkan banyaknya pipa yang terkena galian PUPR disisi jalan. Namun hal tersebut, tidak menjadikan alasan oleh PDAM.
“Kalau itu yang menyebabkan yah tentu PDAM harus menuntut ganti rugi kepada kontraktor yang mengerjakan proyek disisi jalan yang merusak instalasi PDAM,” ujarnya
Masih Bakri membeberkan, hal itu tidak boleh dibiarkan, PDAM harus mengambil langkah yang kongrit, karena kalau tidak, masalah tersebut akan menjadi bola salju dan akan berdampak pada nama baik Bupati Mamuju, Sutinah Suhardi.
“Karena melakukan pembiaran terhadap kelompok yang makan uang rakyat, tapi tak becus mengurus aset daerah yang berhubungan langsung dengan hajat hidup orang banyak. Saya jarang kritik pemerintah, tapi kalau soal hajat hidup orang banyak, apalagi bukan barang gratis. Barang dibayar ji saya pasti jengkel” keluhnya
Bakri menjelaskan,
“Semua jaringan PDAM sejak beberapa tahun terakhir beri alasan bahwa, air tidak mengalir kalau tidak menggunakan mesin pengisap, alias mesin alkon itu harus membayar 2 kali, bayar air dan bayar listrik,”
Sementara itu saat dikonfirmasi, Direktur PDAM Tirta Manakarra, Jauhariah Andi Syafruddin melimpahkan ke kepala IKK kec. Kalukku atas nama Rusman.
Jauhariah mengatakan.
“Tabe pak bisa kita langsung telpon kepala ikk nya. Krn sekarang di kalukku ada pekerjaan pelebaran jalan sehingga sedikit terganggu pelayanan kami,” ujarnya.
Kepala IKK, Rusman belum memberikan komentar terkait permasalahan tersebut.
“Maaf pak saya masih di rumah sakit. Sebentar kita ketemu pak,” ujar Rusman via handphone. (*)
Comment