Petani di Sampoang Pertanyakan Janji Pj. Gubernur Sulbar Tiga Alat Berat Untuk Sawah yang Terendam Banjir Bandang

MAMUJU,MEDIAEKSPRES.id- Sejak pasca banjir bulan Oktober tahun lalu, persawahan yang ada di daerah sampoang saat ini tidak jauh beda dengan tanah yang tandus yang tidak berfungsi.

Kurang lebih 30 hektar persawahan tidak bisa dikelola dan ditanami padi. Sebab tanah yang terbawa arus banjir tahun lalu itu, tidak layak untuk ditanami padi, karena bercampur dengan pasir dan juga ketebalannya hampir 1 meter.

Padahal bulan ini, seharusnya masyarakat sudah kembali menanam padi. Namun apalahdaya pemerintah seolah tak peduli dengan kondisi rakyat yang ada didaerah Sampoang dan sekitarnya.

Sudirman, salah seorang petani yang ada di Sampoang mengatakan, kami sudah sampaikan kepada pemerintah Pj. Gubernur Sulbar, Akmal Malik, Kepala Dinas Pertanian kabupaten dan Wakil Mentri Pertanian saat berkunjung di sampoang. Namun hingga saat ini belum ada realisasi.

“Pj. Gubernur bilang kami siap bantukan tiga alat berat yang masih baru, asal Pemda siap tanggung bahan bakarnya. Karena itu, bagian dari daerah tanggung jawab pemda,” kata Sudirman menirukan ucapan Pj. Gubernur Akmal Malik di Kalukku, (15/03.20230).

Sudirman menambahkan, usai Pj. Gubernur mengatan, Kadis pertanian kabupaten Mamuju merespon baik dan segera mengambil tindakan untuk melakukan rapat membahas mengenai bantuan untuk persawahan di Sampoang.

 

Baca Juga : Karomah Imam Lapeo dan Korban Banjir Bandang di Kalukku

 

“Pak Kadis juga mengatakan untuk masalah persawahan sebentar sore kami rapatkan atau besok,” Kata Sudirman menirukan ucapan ucapan kadis pertanian kabupaten Mamuju.

Namun sampai sejauh ini, Sudirman mengatakan belum ada tanda-tanda adanya gerakan yang dilakukan oleh pemda Mamuju. Padahal pertemuan tersebut, sudah hampir dua bulan yang lalu. Stateman yang dilontarkan Pj. Gubernur Sulbar dan Kepala Dinas Pertanian Kab. Mamuju  membuat masyarakat  kawatir dan tidak lagi berharap kepada pemda derah kabupaten Mamuju dan Pemprov Sulbar. Karena hingga saat ini tidak ada kejelasan sama sekali, kapan alat berat itu diturunkan.

“Justru malahan seakan-akan warga yang dibebankan untuk menanggung bahan bakar. Dari mana ki ambil uang. Kami yang korban harusnya dibantu, justru di suruh patungan untuk beli bahan bakar sedangkan itu bukan uang sedikit,” Keluh Sudirman.

Saat dikonfirmasi Kepala dinas Tanaman pangan holtikultura dan peternakan, Sofyan Kabupaten Mamuju mengatakan, telah berupaya melakukan langkah-langkah mengenai perbaikan lahan di Sampoang yang terendam Banjir Bandang itu. Mengenai bantuan Excavator dari Pemrov Sulbar, Sofyan mengaku bantuan tersebut tidak lama lagi akan turun. Termasuk bahan bakar, Pemda Mamuju juga akan membantu.

Sofyan mengatakan, selain menunggu bantuan dari pemrov Sulbar berupa Excavator, Sofyan juga telah mengusulkan proposal mengenai kerusakan optimalisasi lahan kepadapemerintah pusat.

“Saya sudah rapat denghan dinas pertanian Sulbar. Dia sudah mau turunkan itu excavator. Saya sudah konfirmasi dan segera kami urus. BNPB pusat juga mau turun dia mau liat dampa kerusakan,” ujarnya.

Penulis : SK

Editor : mediaekspres.id

 

Video : Karomah Imam Lapeo, Cerita Ibu Murni Selamat Dari Banjir Bandang di Kalukku

Comment