MAMASA, MEDIAEKSPRES.id – Wanita Pengelana. Begitu orang-orang di wilayah Lakahang, Kecamatan Tabulahan, Kabupaten Mamasa, menjuluki Tararang.
Tararang adalah seorang perempuan berusia sekitar 50 tahun yang menderita keterbelakangan mental. Ia hidup sebatang kara, tempat tinggalnya pun tak jelas. Kadang di sekitar pasar Lakahang, kadang pula dia tinggal di rumah warga yang sudi menampungnya.
Menurut masyarakat sekitar, perempuan bernama asli Marta itu sebenarnya memiliki keluarga. Namun entah kenapa Tararang enggan menikmati hari tua dalam kehangatan sanak famili.
Dia lebih memilih hidup bebas. Senyum lebar selalu terpancar dari wajahnya yang mulai dihiasi keriput. Itu yang saya ingat tentang Tararang, saat berkunjung ke Lakahang beberapa tahun lalu.
Tararang sangat terkenal di lingkungan setempat. Bahkan ada istilah “Bukan orang Lakahang kalau tidak kenal Tararang”.
Dan satu lagi, Tararang seorang pejalan tangguh. Dia sanggup menempuh puluhan kilometer dalam sehari dengan berjalan kaki. Hidupnya seakan tanpa beban.
Tanggal 31 Agustus 2020 kemarin, seorang teman mengabarkan bahwa Tararang mendapat musibah. Ia menjadi korban tabrak lari hingga tak bisa lagi menggunakan satu-satunya kendaraan yang dimiliki, yakni kakinya.
Tararang mengalami patah kaki. Kejadiannya di wilayah Desa Timoro, Kecamatan Tabulahan.
Kepala Puskesmas Tabulahan, Iryana mengaku sudah memberikan perwatan medis kepada Tararang. Bukan hanya itu, sejumlah masyarakat juga ikut menunjukkan perhatian terhadap Tararang dalam bentuk donasi.
Sayangnya, belum ada satu orang pun keluarga Tararang yang mendatanginya. Hal ini menjadi kendala pihak Puskesmas untuk merujuk pasien ke rumah sakit.
“Kami mau rujuk tapi tidak ada keluarganya dan kelengkapan surat-surat pasien,” terang Iryana.
Seuntai doa kulangitkan untuk Tararang, semoga segera pulih dari sakitnya dan kembali menghiasi hari-hari di Lakahang!
Penulis: Sukir L Bayan/Shermes
Comment