Pelangi Malam di Kampung Bonde Utara

MAJENE, MEDIAEKSPRES.id – Jalan poros yang membelah kampung Bonde Utara, Kecamatan Pamboang, Kabupaten Majene itu tampak sepi. Hanya ada beberapa orang yang beraktivitas di luar rumah. Pukul setengah sembilan malam, Sabtu, 1 Agustus 2020, angin kencang terasa menusuk tulang.

Kami sudah menempuh perjalanan selama kurang lebih tiga jam dengan sepeda motor. Lajunya memang cukup tak biasa bagi mereka yang sering berkendara roda dua, dari Kabupaten Polman ke Majene.

Memasuki tengah perkampungan, muka masam kami berubah takjub. Indahnya cahaya pelangi di sepanjang jalan itu seakan menyapu rasa lelah.

Lampu kelap-kelip berjajar di jalan poros, mereka membentuk gerbang; sangat memesona — bak pelangi di malam hari.

Kami pun menepi agar lebih khusyuk menikmati karya indah tersebut. Tentu, juga untuk melampiaskan hasrat mengisap sebatang rokok.

Di salah satu pondok tempat orang berjualan jepa, makanan khas Mandar, seorang ibu, Marni, 35 tahun, sedang merapikan dagangannya.

“Kalau jam begini apalagi idul adha, saya sudah tutup pak,” katanya.

Tentang lampu kelap-kelip di jalan, Marni mengatakan, hal itu merupakan ide dari pemerintah desa. Hiasan tersebut rutin dipasang setiap memasuki bulan Agustus. Ini sekaligus untuk menyambut hari kemerdekaan RI.

Bagi Marni, lampu bak Pelangi Malam itu adalah ikon Desa Bonde Utara. Sejatinya, cahaya di sepanjang jalan menyiratkan rasa antusias warga menyambut 17 Agustus.

“Sering-sering ini dipasang, pak, kalau mau lagi 17 Agustus,” jelasnya.

Kampung Bonde Utara ternyata punya nama lain: Luaor — begitu sebut Marni.

Ingin rasanya kami bertandang ke kediaman kepala desa sebagai pelengkap di catatan perjalanan ini. Namun apa daya, waktu dan kondisi jua yang menghalangi. Sang bintang tak menampakkan sinarnya, pertanda langit sedang bersedih.

Kami akhirnya memilih melanjutkan perjalanan ke kota Mamuju, Sulawesi Barat.

(Catatan perjalanan dari Polman menuju Mamuju bersama Irwan Daeng Tompo)

Penulis: Shermes

Comment