BARISAN Ansor Serbaguna atau disingkat Banser merupakan badan otonom Nahdatul Ulama (NU) dari GP Ansor. Ia adalah lembaga yang siap untuk berada di barisan terdepan dalam pengamanan NKRI. Banser memiliki jutaan kader di seluruh wilayah Indonesia.
Di Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat, kader Banser diperkirakan mencapai ribuan. Salah seorang dari ribuan itu bernama Ronal. Pemuda yang memegang teguh prinsip Habluminannas.
MAMUJU, MEDIAEKSPRES.id – Semilir angin malam menyergap tubuh di cafe itu. Namun dinginnya tak terasa lantaran rombongan pengunjung yang menyelimuti suasana. Puluhan — atau mungkin ratusan orang dari berbagai kalangan menikmati malam khas muda-mudi.
Keramaian yang tak biasa bagi Nal Cafe. Salah satu tempat nongki di kota Mamuju itu memang sedang menggelar pameran tanaman bonsai dan ikan Cupa. Kegiatan yang diinisiasi oleh sejumlah komunitas pemuda.
Ada satu sosok yang sangat mencolok di tempat tersebut. Ronal, pemuda 34 tahun telah menjadikan ruang cafe sebagai panggung konsernya. Sepanjang waktu dia terus menghibur pengunjung. Sesekali bernyanyi walau hanya bagian reff lagu, bercakap dengan para pengunjung, hingga bercerita tentang pengalamannya (meski kadang alurnya tak jelas).
Dari tingkah langkahnya, Ronal kemungkinan adalah karyawan lepas di cafe itu. Ia tak canggung mengelap meja atau mengambilkan pesanan tamu.
Melihat Ronal bak menonton pertunjukan dari salah satu pelawak nomor wahid negeri ini, Sule. Ya, seperti Sule, Ronal tak pernah kehabisan bahan untuk membuat tertawa insan yang haus akan hiburan.
Sekitar dua jam berlalu saat Ronal mengejutkan kami yang sibuk berselancar di dunia maya. Dia menghampiri meja bagian pojok depan — tempat kami berkumpul.
“Halo komandan,” teriaknya sembari menepuk pundak Muh. Iksan Hidayah.
Setelah bertegur sapa, Iksan memancing pemuda tersebut untuk menceritakan pengalaman pertama masuk anggota Banser.
Ternyata Ronal punya kisah unik dalam perjalanannya mengenal lembaga Banser.
Pertemuan pertamanya dengan Muh. Iksan terjadi di salah satu warkop di Jalan Ahmad Kirang Mamuju, tahun 2018 silam. Kala itu, Iksan masih menjabat Kepala Kesatuan Koordinator Cabang (Kasatkorcab) Banser Kabupaten Mamuju.
“Saya dikenalkan (dengan Iksan) oleh Toso. Saya belum tahu Banser itu apa, dan disebut komandan itu bagaimana.”
“Bahkan waktu Toso ajak saya bergabung, justru saya anggap enteng komandannya,” cerita Ronal.
Baginya, Kasatkorcab Banser kala itu tampak seperti orang biasa tanpa kemampuan apa-apa. Ronal menilai, laki-laki di sampingnya saat itu — yang disebut Toso adalah komandan — hanya manusia biasa.
“Tapi setelah kami bercerita panjang dan lebar, ternyata komandan ini mukanya sangar tapi orangnya baik,” aku Ronal diselingi tawa.
Beberapa waktu setelah pertemuan tersebut, tepatnya Desember 2018, Kasatkorcab Banser bersama salah satu pengurus pusat GP Ansor mendatangi rumah Ronal.
Ia diajak masuk ke mobil. Kendaraan roda empat itu meluncur ke suatu perkampungan di bagian Mamuju Tengah. Ronal diculik.
Sebelumnya ia sempat meminta izin kepada sang istri untuk menghadiri kegiatan agama.
“Sebenarnya saat itu saya diculik oleh komandan. Bagaiamana, ya, saya tidak tahu apa-apa langsung dibawa saja. Terpaksa berbohong dulu pada istri,” kisahnya.
Cerita Mistis Pekuburan Kuo
Setelah tiba di tempat tujuan, Ronal baru mengetahui bahwa dirinya berada di Desa Kuo, Kecamatan Pangale, Kabupaten Mamuju Tengah. Ia akan mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar (diklatsar) — ritual yang wajib dilalui setiap kader Banser.
Di tempat itu pula Ronal banyak merasakan hal-hal ajaib.
Salah satu proses diklatsar: tiap peserta harus berada di lokasi pekuburan, malam hari, selama berjam-jam.

Saat tiba gilirannya, Ronal melihat penampakan mahkluk astral khas nusantara — kuntilanak.
Anehnya, ayah satu anak itu mengaku tidak takut. Dia justru menantang si kunti agar berani menyentuh tubuh Ronal. Mungkin karena takabur, Ronal pun pingsan. Ia tak sadarkan diri beberapa jam hingga ditemukan oleh anggota Banser lainnya.
Kesan yang juga melekat erat di ingatan Ronal; saat dirinya dihadiahi Al-Qur’an dari Kasatkorcab dan sarung loreng dari pengurus pusat GP Ansor.
Dari sekira 50 orang yang mengikuti diklatsar di Kuo tahun 2018, hanya 25 orang yang dinyatakan lolos, termasuk Ronal. Ia dengan segala keterbatasannya berhasil membuktikan diri.
Masih banyak cerita Ronal yang tidak terekam di memori penulis. Tapi satu yang berkesan dalam pertemuan di Nal Cafe, Jumat, 10 Juli 2020 malam tadi.
Ronal meski cenderung agak “aneh”, tapi dia anggota Banser yang punya semangat juang tinggi — pemuda dengan prinsip: Habluminannas (merawat hubungan baik dengan sesama manusi).
Penulis: Shermes
Kata bijak “Jangan meremehkan orang lain, kadang mereka berjuang lebih keras dari yang mereka perlihatkan kepadamu. Hargai mereka.”
Anonim




Comment