Fakta tentang Penis yang Wajib Kamu Ketahui

Penis Bukan Otot

Penis bukanlah otot. Itulah sebabnya seorang pria tidak bisa menggerakan penis dengan leluasa saat ereksi.

Penis adalah sejenis spons yang diisi dengan darah ketika seorang pria bergairah secara seksual.

Saat ereksi, darah menumpuk di dalam 2 ruang berbentuk silinder sehingga menyebabkan penis membengkak dan menegang.

Pembengkakan tersebut kemudian menghalangi pembuluh darah yang biasanya mengambil darah dari penis.

Ketika ereksi menghilang, arteri kembali menyempit sehingga memungkinkan darah mengalir keluar dari penis.

BACA JUGA: Kisah Mata Hari; Mata-mata Ganda Prancis-Jerman yang Pernah Tinggal di Indonesia

Bentuk Penis Berbeda-beda

Penis pria bisa memiliki bentuk yang berbeda-beda. Perbedaan bentuk alat vital tersebut adalah hal yang sangat wajar.

Jika bentuk penis terasa mengganggu aktivitas atau dirasa kurang normal, jangan ragu berkonsultasi dengan dokter.

Berikut ini beberapa kemungkinan bentuk penis pada pria:

– Lurus seperti churros

– Besar dan panjang

– Bentuk seperti timun

– Mikropenis

– Mengecil di ujung seperti roket

– Tebal seperti sosis

– Melengkung seperti pisang

– Peyronie’s Disease (Penis Bengkok)

Ukuran Penis Normal

Melansir dari Kompas.com,  peneliti asal Inggris David Vealle pada 2014 melakukan penelitian tentang ukuran penis pada 15.521 pria.

Vealle bersama para ahli urologi menggunakan metode pengukuran penis yang disebut Bone Pressed Erect Length (BPEL) dan Bone Pressed Flaccid Length (BPFL).

Metode ini kemudian menjadi standar dalam pengukuran penis yang akurat hingga sekarang.

Meski diadakan di Inggris, responden penelitian ini terdiri dari berbagai usia dan ras.

Hasil penelitiannya melaporkan bahwa rata-rata panjang penis dari seluruh responden adalah 13 cm dan ketebalannya 11,6 cm. Ukuran ini disimpulkan menjadi ukuran penis normal.

Sumber: Kompas.com

Editor   : Medaiekspres.id

Quotes of the day “Saya menganggap perzinahan tidak bermoral. Bukan karena seks itu jahat, tetapi karena seks terlalu bagus dan terlalu penting.”

Ayn Rand

Comment