Dugaan Konspirasi Penanganan COVID-19 Sulbar, Penyebab Dua Santri Lari dari Isolasi

Dokumen Rahasia Pasien Covid-19

Setelah lebaran AK bersama kedua teman itu, di tes swab yang kedua kalinya di hari ke-14 sejak mereka di isolasi. Sedangkan temannya yang satu—klaster Magetan Temboro juga—anaknya yang punya wisma Malaqbi. Empat hari di atas sudah dilakukan tes swab.

“Sayakan juga selalu minta. Kapan tes swabnya dok. Dokter bilang besok. Besoknya dokter tidak datang, besok lagi begitu,” ujar pasien AK.

Saat tiba waktunya mereka di swab, menunggu selama tujuh hari hasilnya. Namun salah satu dokter mengatakan kepada mereka bahwa hasilnya negatif.

“Tapi setelah tiga hari lagi, salah satu dokter menelpon kepada teman saya dan mengatakan semua santri tiga orang dengan menyebutkan namanya masing-masing bahwa kami positif. Saat nelpon itu disuruh kita louspeker makanya kami dengan semua. Itu hasil tes swab kedua,” ujarnya

Lanjut dia, dari informasi itulah berawal, ketiga santri itu mengalami kepanikan mendengar informasi yang yang tidak konsinten antara negatif dan positif. Mereka pun tidak percaya bahwa dirinya positif covid hasil tes swab ke dua. Mereka kemudian mendatangi petugas dan meminta buktinya.

“Yang bicara itu MY. Dengan mengatakan kami mau lihat tes kami namun tidak dikasi. Hasil swab dan hasil ronseng kami tidak pernah diperlihatkan. Mereka saling tunjuk menunjuk. Itulah makin buat kami ada keganjalan yang terjadi. Datanglah dr. Ihwan dan menjelaskan semua mengatakan ke kami, siapa yang bilang kalian negatif, ada dua dokter sebelum dokter Ihwan datang. Dokter Ihwan bilang bohong itu. Kami kemudian menelepon ke dokter meminta hasil swab-nya. Namun mereka bilang itu dokumen rahasia, dngan maksudnya itu tidak boleh diketahui. Dan yang pegang itu dokter yang satu sama dokter yang dari Makassar itu,” jelasnya

“Itu yang saya sesalkan kenpa bilang negatif kalau kami positif. Padhala kami gembira saat bilang negatif dan kami telpon orang tua kami dan mereka juga gembira,” terangnya

Saat dikonfirmasi, dr. Muh. Ihwan, anggota tim gugus covid-19 Sulbar, yang juga selaku dokter pasien covid-19 itu mengakui bahwa dirinya menyampaikan kepada ketiga santri hasil swab kontrol pertama dan hasilnya positif. Menurutnya stempel dan dokumen rahasia untuk pasien dijaga dan tidak boleh diketahui.

“Karena dokumen memuat banyak orang yang harus dijaga kerahasiaannya, kalau pasien sudah sembuh baru diberikan keterangan sembuh, 2x berturut-turut pem swab hasilnya negatif,” ujar dr Ihwan.

Penampakan makhluk lain kadang muncul mengganggu santri di gedung karantina pasien covid itu. (foto; Ilustrasi. Net)

Comment