MEDIAEKSPRES.id – Sudah menjadi tradisi, masyarakat Sulawesi Barat (Sulbar) membakar Pallang — mirip lilin — di malam lebaran. Pallang itu, terbuat dari kemiri — tanaman rempah Nusantara, biasa digunakan penikmat rasa pada masakan — buah kemiri yang sudah dihancurkan, dicampur dengan kapas, lalu dilekatkan pada bambu yang telah di potong kecil — mirip tusuk sate — lalu di bakar sebagai pelita.
Mereka menghiasi depan rumahnya, di tangga dan juga di lego-lego — dalam bahasa Indonesia ‘teras rumah’. Sepanjang jalan di desa, Pallang berjejer dengan beri cahaya pada malam yang gelap.
Anak-anak riang gembira, menyambut bakar Pallang itu — biasanya di bakar sesudah Magrib — ia mendekatinya. Menatap cahayanya yang indah.
Di dalam rumah, orang tua membakar kemenyang sebagai pengharum ruangan. Aromanya terasa alami, berbeda dengan parfum yang ada di pasaran dan di toko-toko.
Sang imam, membaca mantra dengan nuansa islami, ber doa, ungkapan puji syukur dapat menyambut, merayakan lebaran tahun ini. Serta berharap agar lebaran tahun depan masih bisa berkumpul lagi dengan sanak keluarga.
Namun tradisi bakar Pallang pada malam lebaran, sudah sebagian orang meninggalkannya. Akibat doktrin ustadz dengan pemikiran kontekstual membid’ahkan dan memusryikkan.
Lebaran tahun ini nuansanya beda. Tak seperti tahun lalu. Di malam lebaran ramai gema takbir berkumandang, panitia masjid persiapkan desain masjid mini, lalu di arak keliling kampung. Lantunan kalimat Tauhid serta sholawatan dikumandangkan, melalui pengeras suara. Esoknya Kita shalat Idul Fitri, ditanah lapang yang luas atau di masjid. Salam-salaman, saling memaafkan dengan hati yang ikhlas.
Menyantap ketupat bersama keluarga, saling silaturahmi antar tetangga. Mengenakan baju baru dan peci hitam yang baru.
Namun semua itu sirna, dampak wabah virus Corona, orang tak bisa melakukan berbagai tradisi perayaan yang menjadikan lebaran hari yang istimewa.
Semua merasakannya, baik itu saudara-saudara kita sebagai petugas medis Covid-19, maupun pasien positif Covid-19. Mereka lebaran di rumah sakit, bertugas, menyembuhkan pasien Covid-19. Begitupun sebaliknya bertarung melawan Covid-19 di dalam tubuhnya.
Petugas lain, bertugas menjaga, memotong penularan wabah ini. Sehingga lebaran tahun ini mengajarkan tentang kebaikan, keberentungan dan keberkahan.
Semoga Allah senangtiasa merindukan kita. Menjadikan Ramadhan tahun ini untuk menata diri, serta keselamatan dan kekuatan untuk melakukan ketaantan kepada Allah, agar lebaran tahun depan kita masih mendapatinya. Amin.
Selamat merayakan lebaran Idul Fitiri 1441 H di rumah masing-masing, semoga berkah selalu. Minal aidzin wal faidzin, Mohon maaf lahir batin…
Pelattoang, Sabtu, 23 Mei 2020
Penulis: Muh. Iksan Hidayah




Comment