Menangkal Efek Korona Lewat Bantuan Sangkuriang

MATENG, MEDIAEKSPRES.id – Menghadapi situasi pandemi Covid-19 yang sudah menggerogoti perekonomian masyarakat kelas menengah ke bawah, sekelompok pemuda Desa Kabubu, Mateng, melakukan suatu gebrakan lewat bantuan Sangkuriang.

Para pemuda desa memanfaatkan bambu dan lahan kosong, dengan menggunakan terpal untuk dijadikan tempat pemeliharaan ikan lele berjenis Sangkuriang.

Inisiatif ini berawal dari pemuda bernama Bagong dan Yayat, serta beberapa temannya. Mereka kebingungan sejak mewabahnya Covid-19. Aktivitas pemuda tersebut terbatas dan lebih banyak di rumah saja — karena imbauan pemerintah serta perasaan was-was jika terjangkit virus.

Saat mendatangi rumahnya, Yayat bercerita bahwa kolam ikan lele Sangkuriang itu dikerjakan secara kelompok.

“Kalau kita kerja secara individu kami tidak mampu karena pembuatan kolam ini juga membutuhkan perongkosan untuk terpal dan pembelian bibit ikan lele Sangkuriang, dan akhirnya kami dan beberapa pemuda lainya bersepakat untuk kerja sama,” kisah Yayat.

Mereka pun patungan untuk biaya pembuatan serta pembelian bibit ikan.

Pemuda lainnya, Bagong menambahkan, pekerjaan tersebut baru langkah awal. Kolam yang akan mereka buat hanya berukuran 4×6 meter dan bisa menampung bibit sampai 4000 ekor. Harga bibit lele Sangkuriang perekornya mencapai Rp 1.000,-.

“Untuk langkah awal kita memang masih sangat kewalahan karena kita juga butuh perongkosan di pakan ikan, tetapi jika pemeliharaan ikan lele ini sudah berjalan lancar kami akan membuat pakan sendiri dengan menggunakan campuran sisa-sisa makanan dan ampas pembuatan tahu,” jelasnya.

Bagong mengaku optimis. Jika dibanding dengan biaya yang dikeluarkan, modal mereka bakal kembali dua kali lipat pada saat panen nanti. Asumsinya, pasaran ikan lele Sangkuriang bisa mencapai Rp 25 ribu hingga Rp 30 ribu/kg. Apa lagi, masa pemeliharaan lele Sangkuriang hanya memakan waktu 2 sampai 3 bulan.

Untuk itu, pemuda Desa Kabubu berharap pemerintah tidak hanya fokus memikirkan persoalan penyebaran Covid-19, tetapi juga mengantisipasi dampak ekonomi  yang ditimbulkan. Salah satunya, melirik hasil kerja Bagong dan kawan-kawan.

“Semoga pemerintah melirik serta merespon apa yang kami kerjakan hari ini. Dan kedepan, pemerintah juga menciptakan lapangan kerja yang sifatnya ekonomi kreatif dan pemberdayaan”.

“(Pemerintah) hanya fokus menghabiskan anggaran di peningkatan jalan serta pembuatan dekker, tetapi yang sifatnya pemberdayaan dan mendorong kreatifitas pemuda, dikali nol,” sentil Bagong.

Menurutnya, Desa Kabubu sudah berjalan beberapa tahun dengan mengelola anggaran dana desa tidak sedikit. Sayangnya, program hanya berkutat di pembangunan fisik.

“Kami bagian dari pemuda Kabubu mempunyai harapan besar terhadap ketertinggalan desa ini yang masih memproduksi banyak sekali pekerja gaji buruh,” tutup Bagong.

Reporter: Jeky

Editor     : Mediaekspres.id

Quotes of the day “Peraihan terpenting dalam hidup adalah menjadi sesuatu, bukan menemukan sesuatu.”

Mohammed Iqbal

Comment