Makna Trisuci Waisak dan Cara Umat Buddha Merayakannya

MEDIAEKSPRES.id –  Umat Buddha di seluruh dunia memperingati Trisuci Waisak atau dikenal Hari Raya Waisak 2564 BE, Kamis (7/5/2020). Ada sejumlah makna yang terkandung dalam ajaran Siddharta Gautama tersebut.

Waisak atau Waisaka (Pali; Sanskrit: Vaiśākha) merupakan hari suci agama Buddha. Hari Waisak juga dikenal dengan nama Visakah Puja atau Buddha Purnima di India, Saga Dawa di Tibet, Vesak di Malaysia, dan Singapura, Visakha Bucha di Thailand dan Vesak di Sri Lanka.

Nama ini diambil dari bahasa Pali Wesakha, yang pada gilirannya juga terkait dengan Waishakha dari bahasa Sanskerta. Di beberapa tempat disebut juga sebagai “hari Buddha”.

Dirayakan dalam bulan Mei pada waktu terang bulan (purnama sidhi) untuk memperingati tiga peristiwa penting.

Lahirnya Pangeran Sidharta

Peristiwa penting pertama adalah lahirnya Pangeran Siddhartha Gautama pada tahun 623 SM di Taman Lumbini. Siddharta Gautama kini lebih dikenal sebagai Buddha Gautama, pendiri ajaran Buddha.

Berdasarkan catatan sejarah umat Buddha, Taman Lumbini yang terletak di Kapilavastu, tepatnya di perbatasan Nepal dan India, adalah tempat Ratu Mayadevi melahirkan Siddhartha Gautama.

Tempat ini diresmikan sebagai salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1997, dan termasuk dalam empat tempat suci bagi umat Buddha selain Kushinagar, Bodh Gaya, dan Sarnath.

Pangeran Siddharta mencapai Penerangan Agung dan menjadi Buddha

Peristiwa penting kedua yang disebutkan dalam Trisuci Waisak adalah diangkatnya Pangeran Siddhartha menjadi Buddha Gautama, setelah mencapai penerangan agung di usia 35 tahun.

Peristiwa ini terjadi saat Buddha Gautama melakukan pertapaan di Bodh Gaya pada tahun 588 SM. Bodh Gaya sendiri merupakan nama sebuah kota di negara bagian Bihar, India.

Buddha Gautama Parinirvana (Wafat)

Buddha Gautama meninggal pada usia 80 tahun, tepatnya di tahun 543 SM. Buddha Gautama wafat di Kusinara, yang kini disebut sebagai Kushinagar, sebuah kota di negara bagian Uttar Pradesh, India.

Di kota Kushinagar ini terdapat Pusat Ziarah Buddhis Internasional yang selalu ramai dikunjungi, baik untuk keperluan ziarah maupun wisata.

Tiga peristiwa ini dinamakan Trisuci Waisak. Keputusan merayakan Trisuci ini dinyatakan dalam Konferensi Persaudaraan Buddhis Sedunia (World Fellowship of Buddhists – WFB) yang pertama di Sri Lanka pada tahun 1950. Perayaan ini dilakukan pada purnama pertama di bulan Mei.

Waisak sendiri adalah nama salah satu bulan dalam penanggalan India Kuno. Dalam tradisi Buddhis Mahayana, hari waisak berasal dari bahasa Sansekerta, (Vaiśākha), dan berasal dari variannya. Vesākha dikenal dengan nama Vesak atau Wesak dalam bahasa Sinhala.

Perayaan Hari Waisak di Indonesia mengikuti keputusan WFB. Secara tradisional dipusatkan secara nasional di komplek Candi BorobudurDesa BorobudurKecamatan BorobudurKabupaten MagelangProvinsi Jawa Tengah.

Rangkaian perayaan Waisak nasional secara pokok adalah sebagai berikut

  1. Pengambilan air berkat dari mata air(umbul) Jumprit di Kabupaten Temanggung dan penyalaan obor menggunakan sumber api abadi MrapenKabupaten Grobogan.
  2. Ritual “Pindapatta”, suatu ritual pemberian dana makanan kepada para bhikkhu/biksuoleh masyarakat (umat) untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk melakukan kebajikan.
  3. Samadhi pada detik-detik puncak bulan purnama. Penentuan bulan purnama ini adalah berdasarkan perhitungan falak, sehingga puncak purnama dapat terjadi pada siang hari.

Selain tiga upacara pokok tadi dilakukan pula pradaksina, pawai, serta acara kesenian. Pradaksina berasal dari kata “daksina” yang bermakna dari timur. Ritual pradaksina dilakukan mulai dari timur lalu bergerak ke selatan, mengikuti arah perputaran matahari. Sementara posisi candi harus di sisi kanan tubuh.

Para biksu biasanya melakukan pradaksina sebanyak tujuh kali, sambil membawa air berkah. Pradaksina menyimpan makna tentang penyucian diri dan penyempurnaan ibadah. Umat Budhha melakukannya sambil membaca doa dengan khusyuk.

Hari Raya Waisak, bersamaan dengan Hari Raya Nyepi ditetapkan sebagai hari libur nasional berdasarkan Keputusan Presiden Indonesia Nomor 3 tahun 1983 tanggal 19 Januari 1983.

Sumber: Wikipedia

Editor   : Mediaekspres.id

Quotes of the day: “Kebenaran adalah sebuah cermin di tangan Tuhan. Cermin itu jatuh dan pecah berkeping-keping. Tiap-tiap orang memungut satu keping lalu mereka bercermin dan mengira telah menemukan kebenaran.”

Maulana Jalaluddin Rumi

Comment