MAMUJU, MEDIAEKPRES.id – Sepi kota Mamuju di tengah pandemi Covid-19. Lalu lalang kendaraan roda empat dan roda dua tak seperti hari-hari biasa. Meski begitu, Toko-toko masih sibuk melayani pembeli, masing-masing berbalut masker anticovid-19.
Matahari meninggi memancarkan sinarnya, memberi warna dalam menatap keindahan bumi. Energinya yang tak kunjung habis, menyengat kulit, beri dahaga di bulan Ramadan.
Di pasar Mamuju dan rumahan di pinggir jalan, ibu-ibu berjilbab — mengenakan masker — sibuk mempersiapkan kuliner. Kuliner yang khas tentunya menambah daya tarik untuk menyantapnya, hadir dari tahun ke tahun di bulan nan suci yang dirindukan.
Penyedia kuliner di bulan Ramadan sering kita jumpai — segalanya serba ada, sajian dan varian rasa — sepanjang jalan pantai Mamuju juga terdapat kuliner yang memanjakan mata.
Ibu-ibu pemuda-pemudi, hadir beri nikmatnya jelang berbuka. Bahkan, bocah 11 tahun, Gilang namanya, turut bertarung dengan panas dan waktu, hingar-bingar polusi kendaran ia berjalan kaki — mulai pagi hari hingga sore — berjualan jalangkote.
Jalangkote adalah kuliner yang terbuat dari tepung terigu, berbentuk setengah lingkaran berisi campuran sayur-sayuran dan daging. Membuatnya, butuh keahlian khusus dan campuran bumbu, agar cita rasa tinggi menjadikan jalangkote renyah dan gurih.
Penganan ini salah satu menu favorit di waktu berbuka puasa. Ditambah sambal yang rasa pedas, asam dan manis itu, buat yang menyantapnya tak henti lidah bergoyang.
Di tengah terik matahari, terlihat Gilang sedang beristirahat di depan toko Hokky Mamuju, jalan Ahmad Yani, dengan napas yang tersengal. Sembari beristirahat — duduk di lantai dan menyandarkan dirinya ke pintu toko itu — ia menghitung dagangannya dan merapikannya.
Gilang bocah sang petarung, memiliki hati yang tulus membantu perekonomian orang tuanya di tengah pandemi Covid-19. Niat yang begitu mulia ini mengajarkan arti perjuangan hidup tolong-menolong beri kasih cinta, meski dengan risiko wabah yang melanda negeri ini.
Gilang adalah tunas bangsa duduk di bangku kelas 4 Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Mamuju, memilih mimpi mengejar cita, dengan menggapai mataharinya yang akan selau bersinar terang, memanfaatkan waktu libur dengan menjemput rezeky berjualan kue. Sedangkan teman-temannya yang lain, memilih di rumah saja dengan bermain dan belajar.
Meski begitu, Gilang tetap berpuasa, menurutnya puasa adalah sumber kesehatan.
“Kalau kita puasa pasti sehat, kalau lapar atau haus harus ditahan,” kata Gilang kepada Mediaekspres.id di depan pintu toko Hokky Mamuju, Senin, (11/5/2020).
Apa yang keluar dari mulut Gilang itu, seakan-akan menampar ummat muslim yang tidak berpuasa. Cinta kasih yang diajarkan orang tuanya kepada Gilang patut diapresiasi.
Di tengah hidup yang kekurangan, prinsip dalam menjalankan kewajiban sebagai umat muslim tertanam kepada putranya, Gilang sang petarung.
Reporter: Muh. Iksan Hidayah
Editor : Mediaekspres.id
Quotes of the day “Tiga hal tidak bisa lama disembunyikan: matahari, bulan, dan kebenaran.”
Sidharta Gautama




Comment