MEDIAEKSPRES.id – Meski sempat dibatalkan oleh Mahkamah Agung melalui putusan MA Nomor 7P/HUM/2020, Presiden Joko Widodo kembali menaikkan iuran BPJS Kesehatan. Perubahan tersebut tertuang dalam Perpres Nomor 64 Tahun 2020 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan pasal 34.
Alhasil, bulan Juli nanti iuran pelayanan kelas I dan II otomatis naik hampir 100 persen. Kelas III pun akan mengalami kenaikan tahun depan.
Di situasi saat ini, aturan tersebut jelas membuat masyarakat kalang kabut. Dari Sabang sampai Merauke – dari Miangas sampai Pulau Rote – dari kalangan borjuis hingga rakyat jelalatan jelata, pasti satu rasa. Sama-sama merasakan dampak ekonomi akibat pandemi virus korona.
Jurus Pakde Jokowi dengan Bantingan Bantuan Langsung Tunai-nya juga tidak terlalu banyak menolong. Malahan tambah menodong. Ia, menodong. Bagaimana tidak, pendataan yang terkesan amburadul berpotensi menimbulkan konflik sosial di tengah masyarakat. Istilahnya “bantuan tidak tepat sasaran”.
Tapi lupakan saja tentang itu. Dunia ini panggung sandiwara bos.
Daripada kamu dibikin baper sama kebijakan pemerintah dengan semrautnya alokasi Bantuan Langsung Tunai (BLT) plus kenaikan iuran BPJS Kesehatan, mending kita berkebun!
Mengelola tanah di kebun atau pekarangan rumah justru lebih ada faedahnya. Tubuh jadi lebih sehat, tak perlu lagi berurusan dengan mas-mas berkemeja putih di BPJS.
Mental juga terasa lebih tenang. Menyatu dengan alam itu memang membuat jiwa lebih ajib (baca: nyaman).
Manfaat paling mutakhir dari berkebun adalah kita lebih produktif. Seumpama yang kamu tanam sayur-sayuran, kamu tak perlu lagi merogoh kocek untuk sekadar memenuhi hasrat vegetarianmu. Apalagi, sekarang kan masa-masa ‘pandemi’ kanker (kantong kering).
Berkebun di pekarangan rumah juga membantu pemerintah dalam merealisasikan imbauan “di rumah aja”. Tidak ada salahnya kan kita berkeringat ria di sedikit petak pekarangan.
Setiap tanaman pasti punya potensi untuk bertumbuh. Tinggal usaha, doa, dan sedikit pengetahuan tentang bercocok tanam.
“Tanah kami subur tuan”. Salah satu petikan lirik lagu Darah Juang ciptaan bung John Tobing ini, menggambarkan betapa Indonesia dikaruniai lahan bercocok tanam yang sangat subur. Bahkan kamu menanam kebaikan, pasti akan tumbuh kebaikan. Hehehe…
Ada kemungkinan pak Jokowi punya maksud baik di balik kebijakannya yang bikin gemay itu. Beliau ingin merangsang nalar kritis kaum muda untuk bisa keluar dari himpitan aturan rezim. Mr. Presiden mencoba menyampaikan pesan dan meminta kita untuk BERDIKARI.
Oke pak Presiden, rakyatmu ini sudah move on dari modus BLT dan aturan kenaikan BPJS yang dikeluarkan orang-orang bapak.
Bukti move on itu saya ejawantahkan lewat berkebun di pekarangan belakang kos-kosan. Menanam bibit kacang panjang – nyambi olahraga. Dua bulan ke depan, jika tak ada aral melintang, saya siap memanen.
Bagi kawan-kawan yang juga berkerinduan untuk berkebun di pekarangan rumah atau kos-kosan, saya rekomendasikan budidaya sayuran atau obat-obatan tradisional.
Mencari kesibukan lewat berkebun lebih rill daripada memaksa otak bekerja gegara memikirkan drama-drama kolosal tuan dan puan di Istana Senayan.
Mengutip quotes dari Mas Pandji Pragiwaksono,
“Hanya ada 2 jenis anak muda di dunia
Mereka yang menuntut perubahan
Mereka yang menciptakan perubahan
Silakan pilih perjuanganmu.”Penulis: Shermes




Comment