Satu Persatu Stafsus ‘Milenial’ Jokowi Mundur

JAKARTA, MEDIAEKSPRES.id – Satu persatu staf khusus (Stafsus) Presiden Jokowi dari kalangan milenial, mundur dari jabatan.

Setelah CEO RuangGuru, Adamas Belva Syah Devara mundur, giliran pendiri PT Amartha Mikro Fintek, Andi Taufan Putra Garuda yang memilih menanggalkan posisi Stafsus Presiden.

Latar belakang mundurnya dua anak muda sarat prestasi itu diwarnai kontroversi, dari Belva dengan polemik proyek Kartu Prakerja dan kasus ‘surat ke camat’ yang melibatkan Andi Taufan.

Adamas Belva dan Proyek Kartu Prakerja

Dilansir CNBC, Belva mengungkapkan alasannya mengundurkan diri karena tidak ingin polemik mengenai asumsi publik yang bervariasi, tentang posisinya sebagai staf khusus Presiden menjadi berkepanjangan.

Ia juga mengatakan tidak ingin memecah konsentrasi Presiden Joko Widodo dalam menghadapi masalah pandemi Covid-19.

Sebelumnya, banyak pihak yang menuding adanya potensi konflik kepentingan karena keikutsertaan startup Ruangguru milik Belva dalam program Kartu Prakerja. Proyek tersebut memang bernilai fantastis, Rp 5,6 triliun.

Namun, mundurnya Belva justru memunculkan polemik baru. Menurut pakar politik dan hukum Universitas Nasional Jakarta, Saiful Anam, ada kejanggalan dengan mundurnya Belva dari lingkaran Istana Negara.

“Mundurnya Belva menurut saya justru menjadi blunder, karena kalau tidak ketahuan mana mungkin dia akan mundur? Setelah mendapat desakan publik, baru mau mundur,” ucap Saiful Anam dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (24/4/2020).

“Dia mundur sudah dapat triliunan proyek Prakerja, kok mau enak sendiri? Jabatan ditinggalkan. Atau memang jabatan stafsus hanya untuk mengeruk proyek strategis pemerintah? Kalau benar, sungguh sangat mengerikan,” tegas Saiful.

Karena itu, mundurnya Belva dari Stafsus Presiden tetap menyisakan problem besar pada bangsa Indonesia yang tengah mengalami pandemik Covid-19.

“Mundur pun menurut saya masih menyisakan problem besar, selain tidak menghilangkan aspek pidananya, apabila ada. Selain itu dengan tetap berjalannya proyek, apa yang Anda ajarkan sebagai milenial? Kalau begini semakin kuat membuktikan bahwa jabatan hanya ingin mendapatkan proyek, setelah proyek di tangan jabatan dilepas. Sebenarnya lebih penting jabatan atau proyek besar? Atau jabatan hanya untuk mendapatkan proyek besar?” cecar Saiful.

Andi Taufan Kirim Surat ke Camat Berkop Setkab

Sebelum mengundurkan diri, Andi Taufan banyak menerima kritikan dari sejumlah pihak. Hal itu lantaran dirinya membuat surat berkop Sekretariat Kabinet (Setkab) kepada seluruh camat di Indonesia.

Melalui surat itu, Andi Taufan meminta para camat mendukung relawan PT Amartha Mikro Fintek dalam menangani virus corona (Covid-19). Andi tak lain adalah CEO dari PT Amartha.

Ketua Bidang Perguruan Tinggi Kemahasiswaan dan Pemuda Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PTKP PB HMI), Akmal angkat bicara soal surat tersebut.

Dirinya meminta Presiden Jokowi memecat Andi Taufan Garuda Putra sebagai Stafsus, karena telah melakukan maladministrasi.

PB HMI menilai bos Amartha itu telah menciderai lembaga negara, di tengah kondisi Indonesia saat ini. Andi Taufan dianggap telah menyalahi kewenangan.

“Apa yang telah dilakukan oleh saudara Andi Taufan telah menciderai lembaga negara di tengah kondisi saat ini,” ujar Akmal kepada Mediaekspres.id, Kamis (16/4/2020) lalu.

Pengunduran diri Andi taufan Garuda telah dikonfirmasi pihak Istana melalui Sekretaris Kabinet, Pramono Anung.

Pramono mengatakan, alasan mundurnya lelaki berusia 33 tahun tersebut juga dipahami oleh Presiden Joko Widodo, Andi pun telah menyampaikan langsung alasannya pada orang nomor satu di Indonesia tersebut.

“Presiden menghargai komitmen Taufan yang ingin mengabdikan diri secara penuh kepada penguatan ekonomi masyarakat bawah, terutama usaha mikro,” dikutip Antara.

surat pengunduran diri Andi Taufan tertanggal 24 April 2020 juga sudah tersebar luas di media sosial.

Untuk diketahui, Belva dan Andi Taufan merupakan member dari tujuh Stafsus ‘milenial’ milik Presiden Jokowi. Mereka dilantik November 2019 lalu di Istana Kepresidenan.

Sumber: Dari berbagai sumber

Editor   : Mediaekspres.id

Quotes of the day: “Kehidupan ini seimbang, Tuan. Barangsiapa hanya memandang pada keceriaannya saja, dia orang gila. Barangsiapa memandang pada penderitaannya saja, dia sakit.”

Pramoedya Ananta Toer

Comment