MAMUJU, MEDIAEKSPRES.ID – Bonus demografi merupakan salah satu kunci kemajuan daerah, dimana bonus demografi merupakan jumlah penduduk usia produktif lebih banyak dari pada penduduk yang tidak produktif.
Penduduk usia produktif sendiri diartikan sebagai penduduk dalam usia produktif antara 15 hingga 64 tahun, berdasarkan Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan.
Baru-baru ini Sugiarto Alberth salah seorang mahasiswa asal STIE Muhammadiyah Mamuju, membeberkan hasil penelitian yang ia lakukan, menurutnya selama delapan tahun terakhir menunjukkan jika di Mamuju penduduk usia produktif tidak signifikan dalam mempengaruhi tingkat kesejahteraan di kabupaten Mamuju.
“Selama kurun delapan tahun dari data yang saya kelolah menunjukkan jika usia produktif di Mamuju tidak secara signifikan mempengaruhi pendapatan perkapita, sesuai hasil riset setelah di peroleh jumlah penduduk sesuai umur dan PRDB Mamuju, maka Hasilnya Hanya 48 persen”.
Menurut data risetnya, data yang di tunjukkan sejak 2010 jumlah penduduk usia produktif jauh lebih banyak yakni 53,5 persen kemudia Naik pada tahun 2014 sebesar 63,7 persen, dan 2018 lebih tinggi lagi yakni 65,1 persen.
Dengan kisaran pendapatan perkapita tahun 2010 Rp. 9.057.589,- dari total 315. 055 jiwa penduduk, dan pada tahun 2014 Rp. 25.060.000,- dengan persentase 252.295 jiwa penduduk, dan 2018 sebesar Rp.35.980.000,- dengan persentase 279.393 Jiwa.
“Pendapatan perkapita naik saat 2014 setelah pisahnya Kabupaten Mamuju Tengah, sehingga jumlah penduduk berkurang secara signifikan, akibatnya pembagian PDRD pun turun, tetapi Faktanya bahwa Penduduk usia produktif berpengaruh negatif terhadap jumlah penduduk yang menjadi pembagi dengan PRDB kita,” terang Sugiarto
Ia mengatakan jika pengaruh negatif bisa disebabkan oleh penduduk usia produktif yang tidak bekerja atau menganggur, sedangan Faktor lainnya adalah penduduk usia produktif yang tercatat tidak bekerja di Mamuju.
“Dua faktor itu yang paling dominan, kenapa tidak bekerja bisa juga karna tidak memiliki kesempatan kerja, pendidikan yang tidak memadai, sedangkan jika memilih di luar Mamuju itu juga faktor hampir mirip, yakni kesempatan kerja di Mamuju masih sangat minim, sehingga minat mereka pulang kampung tidak besar, itu ada juga faktor dari sarjana Muda kita,” jelas Mahasiswa Akhir tersebut.
Ia menambahkan jika hasil penelitian yang dia lakukan harusnya bisa menjadi data yang bisa memacu berbagai pihak untuk memanfaatkan potensi Penduduk sehingga bisa memacu bonus demografi untuk kemajuan daerah.
“Harapan saya kepada pemerintah Daerah agar programnya bisa tepat sasaran mana prioritas dan mana yang hiasan, terkhusus pemberdayaan generasi Muda, sehingga Sarjana Muda nantinya bisa berpeluang memiliki usaha,” pungkasnya.
Reporter : Yance
Editor : Mediaekspres.id
Comment