Mamasa, — Polemik pelaksanaan job fit Eselon II di Kabupaten Mamasa menuai sorotan dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Mamasa. Organisasi mahasiswa ini mendesak agar proses seleksi pejabat tinggi tersebut dilakukan secara transparan dan bebas dari praktik nepotisme.
“Job fit ini penting karena mereka yang lolos nanti akan mengisi jabatan strategis dalam pemerintahan. Maka prosesnya harus bersih dan terbuka, bukan sekadar formalitas untuk melegalkan titipan,” tegas Yasir, pengurus PMII Cabang Mamasa, Selasa, 14 Oktober 2025.
Menurutnya, publik perlu dilibatkan secara moral dalam mengawasi seleksi ini agar tidak muncul kecurigaan adanya kepentingan tersembunyi di balik proses tersebut. “Jangan sampai lahir pejabat dari rahim nepotisme. Itu akan mencederai makna reformasi birokrasi yang selama ini digaungkan,” ujarnya.
Yasir juga menyoroti fenomena pejabat yang lolos bukan karena kompetensi, melainkan karena faktor kedekatan politik. “Bukan pejabat yang lahir karena kemampuan, tapi karena hubungan. Ini bisa merusak sistem dan menurunkan kepercayaan publik terhadap pemerintah daerah,” tambahnya.
PMII Mamasa menegaskan, transparansi adalah kunci agar proses job fit tidak berubah menjadi “job titip”. Mereka berharap pemerintah daerah membuka seluruh tahapan seleksi ke publik, mulai dari penilaian kinerja hingga hasil akhir, agar masyarakat dapat menilai objektivitas proses tersebut. (*)




Comment