Dramaturgi Paskibraka Sulbar

 

MAMUJU, MEDIAEKSPRES.id – Seminggu terakhir, masyarakat Sulawesi Barat (Sulbar) dihebohkan pemberitaan soal 2 anggota terpilih Paskibraka yang gagal berangkat ke Ibu Kota Jakarta.

Mereka adalah Arya Maulana Mulia dan Kristina. Pelajar asal Kabupaten Majene dan Kabupaten Mamasa itu sebenarnya berkesempatan merasakan atmosfer pengibaran Bendera Pusaka, 17 Agustus mendatang.

Miris bagi mereka. Keduanya dinyatakan positif korona sesaat setelah dilepas oleh Gubernur Ali Baal Masdar.

Harapan bergabung dalam 70 anggota Paskibraka di Istana Merdeka pun harus pupus.

Drama belum usai. Pengganti Kristina dan Arya mesti segera ditentukan.

Dalam berita acara hasil keputusan tim seleksi Paskibraka tingkat nasional Provinsi Sulbar tahun 2021, pihak panitia sudah menetapkan satu cadangan masing-masing untuk putra dan putri.

Berita acara hasil keputusan tim seleksi Paskibraka tingkat nasional Provinsi Sulbar

Pengganti putra memang sudah sesuai hasil keputusan. Yang menjadi polemik adalah nama si pengganti putri.

Dari berita acara keputusan yang ditandatangani tim seleksi, termasuk Kadispora Sulbar, Hamzih, cadangan Paskibraka putri seharusnya Nuraliyah dari Kabupaten Pasangkayu.

Namun, pihak Dispora justru memberangkatkan nama lain.

Anehnya lagi, pengganti Kristina — yang merupakan kolega dari Mamasa — Anggi — justru mendapat kabar “baik” itu saat dirinya sedang dalam perjalanan ke Makassar.

Dispora hanya tinggal meminta hasil swab test Covid-19 yang bersangkutan.

Beragam spekulasi pun muncul.
Apakah Anggi berangkat ke Makassar atas arahan pihak tertentu?
Apakah saat berangkat, Anggi sudah membawa perlengkapan sebagai anggota Paskibraka dan terbang ke Jakarta?

Indikasi kecurangan tersebut memang dibantah habis-habisan oleh Kadispora Hamzih.

“Saya pastikan tidak ada kongkalikong. Bahkan saya sempat berdebat dengan orang pusat, Jakarta tidak mau mengerti,” ungkap Hamzih, Rabu, 28 Juli 2021 lalu.

Bahkan, aku Hamzih, pihaknya sudah berupaya mengonfirmasi cadangan Paskibraka putri yang berasal dari Kabupaten Pasangkayu. Namun yang bersangkutan tak punya waktu lagi melengkapi berkas administrasi.

Klarifikasi Kadispora Sulbar sebenarnya belum menjawab rasa penasaran publik. Pun keluarga Kristina dan Nuraliyah. Mereka merasa banyak hal janggal dalam proses tersebut.

Perasaan janggal ini akhirnya berujung laporan kepada Ombudsman dan Polda Sulbar. Hasil swab PCR dari Laboratorium BPOM Mamuju pun bakal diusut.

Selain itu, kritikan juga dilayangkan Ikatan Pemuda dan Mahasiswa Bambang (IPMB). Lembaga asal Kecamatan Bambang, Kabupaten Mamasa itu menilai ada perbedaan antara pernyataan Kadispora dan website Kemenpora.

“Rilis berita yang dikeluarkan oleh website Kemenpora sangat berbeda dengan apa yang disampaikan oleh Kadispora Sulbar,” kata Ketua IPMB, Ferdi Hidayat di Mamuju, Kamis, 29 Juli 2021.

Dalam keterangan Kemenpora yang dirilis tanggal 27 Juli, Menpora Zainudin Amali mengatakan, saat ini sudah ada 63 calon Paskibraka dari 34 provinsi di Indonesia yang sudah berada di Cibubur, Jakarta Timur hingga siang ini. Sementara masih ada 4 perwakilan lainnya masing-masing dari provinsi Bangka Belitung, Aceh, Sulbar, dan NTB.

“Ada beberapa delegasi yang terkendala teknis. Karena kendala terkait dengan penerbangan dan kendala terkait dengan pemeriksaan kesehatan. Rencananya sesuai dengan komunikasi dengan pemprov akan bergabung selasa siang hari ini,” jelas rilis tersebut.

Keterangan itu memang berbeda dengan penjelasan Hamzih bahwa Kemenpora mewajibkan Paskibraka asal Sulbar berangkat pada hari Sabtu, 24 Juli 2021.

“Saya merasa bukan hanya kelalaian dalam bekerja yang ditunjukkan oleh Dispora Sulbar. Lebih jauh dari itu, kecurigaan kami seluruh masyarakat Pitu Ulunna Salu semakin kuat dengan perbedaan kedua pernyataan di atas.”

Ferdi Hidayat

“Hal ini memicu kecurigaan kami bahwa kongkalikong itu bisa saja terjadi,” tegas Ferdi.

Namun ada yang lebih membuat Ferdi geram.

Kristina pascaditetapkan positif Covid-19, justru seakan ditelantarkan oleh Dispora. Putri asal Mamasa itu bertolak ke Mamasa tanpa pendampingan prokes Covid-19.

“Ini sangat mempengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap proses pemeriksaan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan. Dan alat yang digunakan untuk memeriksa kesehatan, khususnya penanganan Covid-19 kepada masyarakat,” pungkasnya.

Reporter: Harly

Editor     : Mediaekspres.id

Comment